Gimana sih rasanya dijodohin sama cowok ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, tapi tunanetra?!
***
"Kenapa Dek Qia mau nikah sama Mas yang punya kekurangan?"
"Karena gak tau dan terpaksa. Gak tau kalau sebenarnya Mas punya kekur...
Ternyata pada pinter-pinter yaa, kalo soal nebak-nebak gitu. Mana bener semua lagi😁👍🏻
Semoga suka yaa, jangan lupa tinggalin jejak 🌟
Selamat membaca ❤️
Ambil baiknya, buang buruknya ⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagian 40 : Penyesalan Sesungguhnya ____
Pagi datang begitu cepat. Sejak kemarin, Qia sama sekali tidak diperbolehkan keluar selangkah pun dari tempat menyeramkan itu. Meski begitu, Vandy tetap menyuruh Qia untuk melaksanakan salat.
Tetap dengan pengawasan ketat serta di bawah ancaman yang tak lagi main-main. Mau tidak mau, Qia harus menuruti lelaki itu, karena ia ingin Sakha tetap aman.
Sekarang Vandy tengah membujuknya untuk makan. Sepiring nasi uduk, Vandy rasa sudah cukup. "Makan dulu, Qiara. Dari kemarin lo belum makan."
Qia memalingkan wajahnya saat sendok yang Vandy pegang hendak menuju mulutnya. "Gue gak mau makan!" tolak Qia mentah-mentah.
"Lepasin gue!"
Vandy menggeleng. "Gak, Qi."
"Nih, makan." Kali ini lelaki itu bersikap lebih tegas dan agak memaksa, namun Qia tetap juga tak mau membuka mulutnya.
"Gak! Gak mau!"
Vandy yang mulai emosi berdiri dari jongkoknya, langsung melempar piring yang ada di tangannya itu sampai pecah. Isinya ikut berserakan dimana-mana.
Qia tersentak sampai memejamkan matanya. Ia kembali menangis ketakutan tanpa air mata. Gadis itu ingin bertemu dengan Sakha. Itu saja, tidak lebih.
Vandy tersenyum miring saat mengotak-atik ponselnya. Ia mendekatkan benda itu ke telinga seperti akan menelpon seseorang.
"Sekarang," kata Vandy datar setelah teleponnya tersambung.
Qia yang sebelumnya sudah diberitahu ancaman itu, menjadi panik bukan main. Ternyata Vandy benar-benar nekat. Qia jelas memberontak tak terima.
Qia yang syok segera menjerit. "GAK! GAK! TOLONG JANGAN!!"
Vandy yang hilang kesabaran langsung saja menutup mulut gadis itu agar berhenti berteriak. Vandy tersenyum jahat mengetahui Qia tak dapat berkutik apapun lagi.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke telinga Qia. "Skornya bakal jadi sama, Sayang."
Qia menutup mata, berusaha menjauhkan wajahnya dari lelaki itu. Qia jijik mendengarnya.
"Dua dan dua," bisik Vandy berhasil membuat Qia bergeming.
***
"Ayah baru selesai buat laporan di kantor polisi. Kamu tenang aja, Sakha. Berdoa terus, ya, semoga istri kamu cepat ketemu," kata Rafka di seberang telepon.