BAGIAN 7 : SISI LAIN QIA

87.1K 12.6K 607
                                    

Hayoo ... siapa yang kesini lewat jalur tiktok, cung!☝🏻

Siapa yang malam minggunya di rumah aja?🤣

Ada baiknya malem-malem gak usah keluar kalau gak penting, ya, apalagi main sama pacar. Inget, kan, sama kata-kata Qia di awal?😳🙏🏻

Oke, deh, gitu aja😁

Koreksi kalau ada yang salah, ya?

Jangan lupa ramaikan cerita ini sama komen kalian!😍

Ambil baiknya, buang buruknya ya!⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.

Bagian 7 : Sisi Lain Qia____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 7 : Sisi Lain Qia
____

Tadi pagi-pagi setelah sarapan, Qia bergembira karena sembako yang dipesannya kemarin sudah sampai. Gadis itu sudah siap dengan gamis dan kerudung segiempat warna dark grey. Bersama Sakha, ia berencana akan berkunjung ke rumah-rumah tetangga. 

Sebelum berangkat, Bi Eneng sempat bertanya pada Qia. "Mau kemana, Non?" tanyanya melihat Qia sudah rapi.

"Mau cari pahala, Bi."

"Dimana?"

"Di rumah tetangga."

"Ngapain?"

Qia berdecak lantas tersenyum geli. "Bagi-bagi sembako," jawabnya dengan gemas.

Bi Eneng pun mengangguk-angguk sambil membulatkan mulut. "Ooh ..."

"Udah paham?" ulang Qia memastikan. Wanita berjilbab itu menyengir.

"Paham, Non!"

Kembali lagi pada Qia dan Sakha yang sekarang sudah selesai memberikan sembako kepada tetangganya yang paling akhir. Terlihat sekali, gadis itu mengeluarkan banyak keringat dari wajahnya.

"Mas Sakha gak capek?"

Qia yang ngos-ngosan langsung berjongkok di pinggir jalan perumahan yang sepi. Ia mendongak melihat lelaki yang memakai sweater abu-abu dengan celana panjang warna hitam tersebut masih berdiri tegak seperti patung. Tidak nampak sama sekali wajah lelahnya di sana.

"Dek Qia capek, ya? Mau Mas gendong gak?"

Bukannya menjawab pertanyaan Qia, cowok itu justru menanyai balik istrinya. Qia tak habis pikir dengan isi otak suaminya itu. Bisa-bisanya, lelaki yang baru saja memiringkan tubuhnya menghadap Qia tersebut bisa sangat peka.

Kenapa? Karena walaupun Sakha tidak bisa melihat, namun feeling-nya luar biasa kuat.

Qia memalingkan wajah lalu berdiri dari lesehannya. Membersihkan noda debu yang mengotori gamisnya. Qia menolak tawaran Sakha dengan judes.

"Gak usah."

Namun, ia terus saja memijit kedua kakinya yang terasa kram. Bolak-balik dari rumah sendiri ke rumah tetangga untuk memberikan bingkisan sekaligus perkenalan sebagai penghuni baru, ternyata sangat melelahkan. Sakha pun awalnya tidak menyangka dengan kemauan baik istrinya itu.

Feeling PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang