Uptade lagi buat ganti yang kemarin wkwk.
Semoga kalian suka. Koreksi jika ada salah ❤️
Ambil baiknya, buang buruknya ya ⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
Bagian 33 : Kue Kering
____Sebelum berangkat kerja dengan pakaian yang sudah rapi, Sakha mendekat ke arah kasur, meraba udara mencari-cari keberadaan Qia. Setelah ketemu, Sakha menyeka rambut Qia yang menutupi wajah gadis itu lalu mengeceknya.
"Alhamdullilah ... udah gak panas lagi."
Qia tersenyum. Memegang tangan Sakha sebelum ditarik kembali. Ia mendongak menatap suaminya. "Mas Sakha udah mau berangkat kerja? Bareng sama Ayah?"
Sakha mengangguk dan menolehkan kepalanya, tapi tak menunduk. "Iya, bentar lagi mobil Ayah sampai."
Detik berikutnya, terdengar suara ketukan yang berasal dari pintu kamar mereka. Sontak keduanya menoleh ke asal suara. "Itu udah sampe," ucap Qia.
Qia bangun dari tidurnya, menyibak selimut dibantu oleh Sakha saat ia berdiri karena masih sedikit pusing. Namun setelahnya, Qia melangkah sendiri, membuka pintu, disusul Sakha.
"Habis ini, pasti Qia diomelin sama Ayah," gerutu Qia sebelum memutar pegangan pintu.
Sakha tersenyum, ia telah sampai di samping gadis itu. "Dibuka dulu pintunya, Sayang."
Qia akhirnya membuka pintu tersebut dengan hati bergemuruh. Sebagai persiapan, ia sudah ancang-ancang akan menjelaskan semuanya tatkala daun pintu mulai terbuka.
"Ay---Bundaaaa!!!" teriak Qia heboh saat menemukan Naura tersenyum lebar di balik pintu.
Qia langsung memeluk bundanya tanpa banyak basa-basi. "Bundaaaa ... Qia kangen tauk!"
Naura membalas pelukan tersebut. "Kemarin malem pasti nyusahin Sakha?" tebaknya membuat Qia cepat-cepat menggelengkan kepalanya.
"Enggak, kok." Qia melepas pelukan, memalingkan wajah menatap Sakha yang berdiri di sebelahnya. "Iya, kan Mas?"
Sakha mengangguk dan tersenyum menyakinkan. Naura pun merasa lega melihat interaksi putri dan menantunya.
Naura menyentuh pundak Qia. "Saking khawatirnya Sakha, dia sampe minta Bunda dateng ngurus kamu!"
Mendengar itu, Qia menjadi semringah. Ia gantian memeluk Sakha di depan Naura. "Sayang, deh, sama Mas Sakha."
"Ekhem!" Naura berdeham, mengalihkan atensi pasangan tersebut. "Kalau pelukan terus, telat nanti kerjanya," omelnya kemudian.
"Eh, iya." Sontak, Qia menepuk jidatnya pelan. "Kalau gitu, Qia anter sampe depan, ya."
Setelahnya, Qia bersiap-siap memakai jilbab, mengambilkan tas kerja untuk Sakha. Kemudian ketiganya berjalan bersama-sama menuju pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Perfect
SpiritualGimana sih rasanya dijodohin sama cowok ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, tapi tunanetra?! *** "Kenapa Dek Qia mau nikah sama Mas yang punya kekurangan?" "Karena gak tau dan terpaksa. Gak tau kalau sebenarnya Mas punya kekur...