Gimana sih rasanya dijodohin sama cowok ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, tapi tunanetra?!
***
"Kenapa Dek Qia mau nikah sama Mas yang punya kekurangan?"
"Karena gak tau dan terpaksa. Gak tau kalau sebenarnya Mas punya kekur...
Sejauh ini, ada yang mau disampaikan tentang cerita Feeling Perfect?
Happy reading❤️
Ambil baiknya, buang buruknya ⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagian 12 : Hadiah dari Sakha ____
Sekarang bukan waktunya Qia untuk berteriak meminta sarapan lagi. Atau bahkan membuat kerusuhan satu keluarga karena hampir terlambat sekolah.
Kini semuanya harus dirubah. Semenjak Sakha mengucapkan ijab qobul atas dirinya, sudah saatnya Qia belajar untuk menjadi seorang istri yang bisa melayani dan taat pada suaminya. Sebenarnya, juga karena Qia ... telah jatuh cinta.
Qia mengeraskan suaranya agar Sakha yang masih berada di dalam kamar bisa mendengarnya. Gadis yang memakai abaya hitam polos dipadukan jilbab pashmina dengan warna senada itu tengah sibuk menghidangkan nasi goreng di dua piring yang berbeda.
Sekembalinya Qia dari dapur dengan membawa dua gelas air putih, Sakha keluar dari kamar dengan pakaian kerja yang rapi seperti kemarin.
Qia yang tahu, segera meletakkan gelas di meja makan bundar. Berkacak pinggang mengamati Sakha dari atas sampai bawah.
Gadis berkulit putih itu berdecak berkali-kali sambil menggelengkan kepalanya heran. "Ck, ck, ck ... ganteng banget. Suaminya siapa, sih? Hm?"
Sakha terkekeh geli. Kemudian berjalan hati-hati dengan tongkat di tangan kanannya. Serta membawa tas kerja di tangan yang lain.
"Suaminya Qiara Ranesya Putri."
"Kenapa suaminya Qia bisa ganteng, ya?" ujar Qia mengambil alih tas kerja Sakha dan meletakkannya di salah satu kursi yang kosong. Lantas menuntun Sakha duduk di kursinya.
"Bisa, Non. Di mata saya, suami saya juga ganteng."
Tiba-tiba wanita paruh baya yang memakai jilbab dan memiliki tahi lalat di atas ujung bibirnya tersebut menyahuti ucapan Qia.Wanita yang dipanggil Bi Eneng itu meletakkan teko kaca yang berisi air putih ke tengah meja sekalian menatanya.
Sakha mengulum bibir sangat manis. Ia duduk bersama Qia seraya berkata, "Baru kali ini deg-degan dibilang ganteng sama perempuan."
Qia mengerutkan keningnya, merasa mendapatkan kata-kata yang mengganjal. Sambil memberikan sendok dan garpu ke piring Sakha, ia bertanya, "Emang udah ada berapa cewek yang bilang Mas ganteng?"
Sakha menggigit bibir bawahnya gemas. "Mau jawaban jujur atau bohong?"
"Jujur-lah! Emang Mas mau berbohong sama istri sendiri?"