Alhamdullilah, akhirnya kita ketemu lagi hehe.
Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu, ya!
Jangan lupa senyum.
Jangan lupa juga ramaikan cerita ini, biar aku semangat nulis😁
Udah siap?
Let's go!
Ambil baiknya, buang buruknya, ya⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
Bagian 2 : Kelulusan
_____"BERI TEPUK TANGAN UNTUK PERAIH NILAI TERTINGGI DI SMA NUSA BANGSA. QIARA RANESYA PUTRI!"
Satu aula bertepuk tangan dengan meriah, menyambut sang juara yang sejak tadi membuat seluruh ruangan penasaran bukan main. Segelintir orang sudah ada yang menebak siapa yang akan mendapat nilai ujian tertinggi. Namun, saat dipikir-pikir kembali, sepertinya hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Bagaimana bisa seorang Qiara Ranesya Putri yang suka sekali membuat kisruh di sekolah memperoleh total skor yang paling tinggi? Ada yang mempercayainya, ada juga yang tidak. Terlihat sekali dewan guru bertepuk tangan setengah sangsi.
Qia yang mendengar namanya dipanggil secara jelas langsung berdiri dan menyengir lebar. Berjalan dari kursinya yang berada di tengah-tengah lautan manusia menuju ke atas podium dengan langkah sok malu-malu.
Qia terbatuk-batuk terlebih dahulu sambil mengecek pengeras suara yang akan digunakannya untuk menyampaikan sepatah dua patah kata, sesuai instruksi pembawa acara.
Qia mengetuk-ngetuk microphone. "Check, check, check! Yang pacaran jelek."
Setelah suaranya menggema ke seluruh ruangan, Qia pun tersenyum senang. Beberapa orang tertawa mendengar ucapannya, sementara sebagiannya lagi merasa tersinggung.
"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH!" ucapnya bersemangat.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!"
"JAMA'AH ...!" Qia berteriak kelewat semangat, membuat beberapa orang yang tidak fokus menjadi kaget.
"Eeee ...."
"OOH JAMA'AH ...!"
"Eeee ...."
"ALHAMDULILLAH!"
Kemudian satu aula kembali dipenuhi gelak tawa, terutama Qia yang membuat semua guru geleng-geleng kepala melihat kelakuannya. Suatu kesenangan bisa meluluskan gadis yang bandelnya bikin istighfar, sehingga berkuranglah beban mereka.
"Oke, gais ... Tenang-tenang."
Qia menggerakkan kedua tangannya naik-turun, memberi isyarat supaya tawa receh mereka yang berkumpul di aula bisa sedikit mereda. Karena Qia harus segera berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Perfect
EspiritualGimana sih rasanya dijodohin sama cowok ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, tapi tunanetra?! *** "Kenapa Dek Qia mau nikah sama Mas yang punya kekurangan?" "Karena gak tau dan terpaksa. Gak tau kalau sebenarnya Mas punya kekur...