BAGIAN 20 : PENJELASAN

53.3K 7.8K 347
                                    

Maaf ya, gak up kemarin hehe.

Selamat membaca. Semoga bermanfaat dan terhibur❤️

Mohon koreksinya 🙏🏻

Ambil baiknya, buang buruknya, ya ⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.

Bagian 20 : Penjelasan____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 20 : Penjelasan
____

"Assalamualaikum. Dengan Mas sakha, ya?"

Seorang laki-laki dengan kaos putih dan celana jeans panjang robek-robek itu mendadak datang, menghampiri kediaman Sakha dan Qia. Kebetulan, penghuni rumah juga baru saja keluar dari rumah.

"Wa'alaikumussalam," jawab Qia dan Sakha bersamaan. Mereka sedang bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Iya, saya sendiri," jawab lelaki tampan dengan pakaian jas formal tersebut diiringi seulas senyuman.

Qia mengutuk dirinya sendiri karena tadi menyuruh Bi Eneng membukakan gerbang. Karena gerbang sudah terbuka, membuat bakteri satu ini masuk ke kawasan rumahnya.

"Masih kenal saya, kan, Mas? Itu ... yang sering nyapa Mas Sakha di masjid."

"Sok akrab," gumam gadis dengan gamis hitam polos dipadukan dengan jaket denim itu. Umpatan itu hanya didengar oleh dirinya sendiri.

Gadis berjilbab pashmina hitam menutup dada itu berdecih sambil mengedikkan bahu jijik. Melihat wajah Vandy yang sangat menyebalkan itu, membuat Qia ingin menonjoknya lagi seperti dulu sekarang juga.

"Ooh ... Vandy, ya?" ucap Sakha setelah ingat.

Senyum Vandy kian mengembang dan mengangguk membenarkan. "Alhamdullilah, kalau ingat. Mas Sakha mau berangkat kerja, ya?"

"Pencitraan," lirih Qia kesal menghindari tatapan Vandy yang selalu terarah padanya. Gadis itu sangat risih. Benar-benar risih.

"Iya, baru mau."

"Kalau gitu, ini ada brownies coklat untuk Mas Sakha," kata Vandy menunjukkan plastik putih yang ditentengnya sedari tadi.

Mata Qia sontak melotot dengan aksi Vandy tersebut. "Nekat banget ini orang!" ucap Qia tertahan tanpa suara dengan kedua tangan mengepal di sisi tubuh.

"Eh, buat saya?" Sakha sedikit terkejut sembari mengukur senyum kecil.

"Iya, Mas. Mohon diterima, ya." Vandy berkata sangat sopan. Ia sudah mengulurkan tangannya di hadapan Sakha, berniat memberikan keresek itu pada suami Qia.

Namun, Qia dengan cepat mencegah Sakha mengulurkan tangannya ketika hendak menerima kantong plastik berisi sekotak brownies itu. Qia kemudian melotot pada Vandy, membuat laki-laki itu yang tadinya menyengir, perlahan cengirannya surut.

"Jangan diterima, Mas. Udah dikasih racun pasti!" ucap Qia yakin.

"Dek ... gak boleh su'udzon."

Feeling PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang