BAGIAN 35 : TUGASNYA SELESAI

42.4K 6.7K 795
                                    

Assalamualaikum, apa kabar?

Semoga kalian sehat-sehat selalu, ya❤️

Alhamdullilah, setelah sekian lama akhirnya bisa up lagi wkwk.

Jangan lupa tinggalin jejak, ya 🌟

Selamat membaca ❤️

Ambil baiknya, buang buruknya, ya ⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.

Bagian 35 : Tugasnya Selesai ____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 35 : Tugasnya Selesai
____

Qia tidak bisa tenang. Benar-benar tidak bisa tenang! Gadis itu terus beristigfar dan berdoa dalam hati supaya sahabatnya bisa terselamatkan. Terdengar sekali helaan napas tak beraturan keluar dari mulutnya.

Gadis dengan pakaian yang terdapat bercak darah itu sedari tadi menggigit bibir bawahnya, berganti menggigit kuku jemarinya. Kakinya tak berhenti bergerak dengan perasaan gelisah. Berulang kali ia menyandarkan dan menegakkan tubuhnya ke kursi tunggu karena tak nyaman.

Vandy juga duduk di ujung kursi agak berjauhan dengan Qia. Meskipun ia tidak begitu mengenal Salsa, ia merasa sangat kasihan melihat kondisinya. Hatinya ikut merasakan kecemasan lewat ekspresi gadis yang sedang ia tatap sekarang.

"Qiara?"

Qia mendongak saat mendengar suara Naura, disusul kedatangan kedua orang tua Salsa. Qia langsung berdiri, memeluk bundanya agar bisa lebih tenang.

"Bagaimana keadaan Salsa?" tanya Naura mewakili kedua orang tua Salsa yang menatap putrinya dan pintu ruang gawat darurat secara bergantian.

"Salsa sedang ditangani sama dokter, Tante."

Vandy menjawab pertanyaan dari Naura, membuat beberapa pasang mata menatapnya. Cowok itu sengaja melakukannya karena tahu jika Qia masih terlihat syok.

"Kita berdoa yang terbaik saja. Semoga tidak ada hal yang membahayakan nyawa Salsa."

"Putri saya pasti bisa selamat!" ucap wanita berjilbab yang datang bersama suaminya itu.

Vandy mengangguki perkataan itu, ia lantas mempersilahkan orang tua Salsa untuk duduk. Keduanya sama-sama terlihat hancur, Vandy paham bagaimana rasanya.

Vandy terus saja memandang iba Qia yang tengah dibujuk agar duduk oleh Naura.

"Salsa gak akan kenapa-napa, kan, Bunda? Salsa pasti selamat, kan? Salsa gak bakal ninggalin Qia, kan?"

Gadis itu terus berceloteh dengan perasaan takut yang luar biasa. Lelehan hangat terus saja keluar membasahi pipinya. Naura mengusap kepala Qia dengan penuh kasih sayang, memeluk erat tubuh putrinya yang bergetar karena terisak.

Vandy mengalihkan pandangannya. Tak tega melihat gadis yang dikaguminya itu merasa putus asa. Ia duduk tepat di hadapan Qia, namun berbeda kursi.

"Berdoa terus sama Allah, ya, Sayang. Insyaallah, Salsa akan baik-baik aja." Naura mencoba menguatkan Qia. Hatinya ikut teriris perih mendengar isak tangis putrinya sendiri.

Feeling PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang