Kayaknya udah lama ya, gak up cerita Feeling Perfect ini🤔🔥
Masih nungguin cerita ini, kan?🙊
Kalau gitu, selamat membaca❤️
Ambil baiknya, buang buruknya, ya ⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
Bagian 22 : Hamil?!
____Dengan tangan yang terus memegangi perut, Qia langsung bergegas meninggalkan Sakha yang belum turun dari mobil. Fatma dan Abdul sudah berdiri di halaman depan rumah dengan raut bahagia, bersiap menyambut kedatangan Sakha serta Qia.
Qia berlari menghampiri mereka dengan mulut yang sesekali ditutup dengan tangan. "Ummah, toiletnya dimana, ya?"
Fatma mengerutkan kening bingung. Ingin menanyakan keadaan menantunya itu, tapi urung ketika melihat kondisi Qia yang benar-benar memprihatinkan.
"Kamu lurus aja ke ruang tamu sampai ruang keluarga. Di kanannya ada kamar. Nah, itu kamarnya Sakha. Udah ada kamar mandinya."
"Ma-makasih, Ummah."
Mengetahui itu, Qia langsung masuk ke dalam rumah mengikuti instruksi dari Fatma. Saking terburu-burunya, ia sampai lupa melepas sepatunya. Mendobrak pintu dan segera menuju kamar mandi, tak lupa mengunci pintunya.
Di dalam toilet, Qia langsung memuntahkan seluruh isi perutnya.
"Huuekk! Huueekk!"
Pewangi mobilnya Kang Bejo sungguh sangat menyiksanya! Belum lagi jalan yang berkelok-kelok dan sedikit terjal, membuat perut Qia seperti diaduk-aduk. Berbeda dengan Sakha yang sejak tadi tampak biasa-biasa saja, padahal ia yang mengatakan suka mabuk perjalanan.
Di luar kamar mandi, semua orang sudah menunggu dengan cemas. Sakha berkali-kali mengetuk pintu dan memanggil nama istrinya, tapi belum ada sahutan. Setelah Qia selesai dengan urusannya, ia membuka pintu dan langsung diperlihatkan wajah-wajah penuh kekhawatiran.
"Kamu mual?" tanya Fatma memegang tangan Qia sembari mengamati wajah pucat itu dengan intens.
"Iya, Ummah." Qia mengangguk lemah menatap Fatma lesu. "Ini gara-gara---"
"MasyaAllah ... Alhamdullilah, Ya Allah ... akhirnya kita bakal jadi kakek-nenek, Pak!" Wanita berjilbab itu berseru heboh, mengguncang tubuh Abdul saking bahagianya. Sementara Qia dan Sakha tertegun seperti orang linglung melihat reaksi mereka itu.
"Iya, Bu, alhamdulillah." Meski begitu, Abdul juga ikut senang. Ini adalah kabar bahagia sepanjang hidupnya. Laki-laki itu memandangi Sakha dan menepuk pundak putranya bangga.
"Hebat kamu Sakha!" puji Abdul membuat alis Sakha menyatu, bingung.
"Udah berapa minggu usia kandungannya? Kalau belum tahu, kita periksa dulu, yuk, di puskesmas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Perfect
SpiritualGimana sih rasanya dijodohin sama cowok ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, tapi tunanetra?! *** "Kenapa Dek Qia mau nikah sama Mas yang punya kekurangan?" "Karena gak tau dan terpaksa. Gak tau kalau sebenarnya Mas punya kekur...