BAGIAN 26 : BERITA PERJODOHAN

41.8K 7.3K 314
                                    

Perjodohan? Perjodohannya siapa?🤧

Koreksi kalau ada yang salah, ya? Hehe.

Jangan lupa vote kalau suka 🌟

Selamat membaca❤️

Ambil baiknya, buang buruknya, ya ⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.

Bagian 26 : Berita Perjodohan____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 26 : Berita Perjodohan
____

Hari semakin berlalu, itu artinya hari libur Sakha semakin menipis. Sakha dan Qia akhirnya memutuskan untuk mengunjungi pesantren hanya dua hari satu malam. Lama-lama di sana juga tak enak, mengingat Sakha bukan keluarga dekat.

"Rame banget, Mas."

Qia mengedarkan pandangannya ke sekitar, tepatnya di halaman pesantren yang luas dan terdapat banyak orang sedang sibuk dengan tugasnya sendiri. Ada yang menyapu, ada yang membersihkan rumput, ada yang menyiram tanaman, dan lain-lain. Gadis itu tak henti-hentinya menolehkan kepala.

"Namanya juga baru ada kerja bakti, Dek."

Qia mendongak menatap Sakha yang barusan memberitahunya. "Makanya itu, Qia gak suka. Pada ngeliatin Mas. Pengen Qia colok aja, tuh, mata!" Qia langsung melototkan matanya ketika mendapati santriwati yang lewat memandangi suaminya.

Sakha mengembuskan napas pelan, menarik kedua sudut bibirnya. "Mulai sekarang, belajar jaga ucapan, ya, Dek." Lelaki itu sangat berhati-hati dengan ucapannya.

Qia mengangguk-angguk sambil melipat kedua tangannya di atas perut. Sejak turun dari mobil, Sakha berjalan sendiri dengan tongkatnya, sedangkan Qia memilih berjalan beriringan. Karena di tempat ini kebanyakan jomblo, makanya Qia berusaha untuk menghargai.

"Iya, Mas. Lagi diusahain, InsyaAllah," ucap Qia dengan secuil tekad untuk bisa merealisasikan ucapannya.

Sakha terkekeh pelan, memiringkan kepalanya ke kanan. "Tambah cantik, kan, kalau gini."

Melihat Sakha tersenyum, Qia mendengus kesal. "Ih, Mas. Jangan senyum!" Gadis itu memperingati setengah berbisik.

Sakha jadi ikut memelankan suaranya. "Kenapa?"

"Kalau Mas senyum, pabrik gula pada bangkrut."

Mendengar penuturan itu membuat Sakha tertawa sampai berhenti melangkah. Mulutnya ia tutup sebisa mungkin. Qia spontan melebarkan mata melihat reaksi Sakha.

Gadis itu berdecak dan menghentakkan kakinya kesal. "Dibilangin jangan senyum malah ketawa! Dilihatin sama cewek-cewek, Mas!" Qia memukul bahu Sakha pelan.

Sakha berusaha menormalkan ekspresinya. Meredam tawanya sejenak. "Senyum, kan, sedekah."

"Sedekah, sih, sedekah. Tapi kalau ceweknya baper gimana?" Qia mulai ngegas. "Hati cewek, tuh, gampang mleyot, Mas. Apalagi kalau liat cogan lagi senyum. Subhanallah ... netizen langsung komen surat Ar-Rahman ayat tiga belas!"

Feeling PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang