🌾HIJRAH BAGIAN ENAM PULUH DUA🌾🏹

14.2K 1.1K 62
                                    

Pengen deh ngerasain komen di tiap paragraf kayak penulis lain😁

_________Happy Reading________

"Mbak Aqueena di panggil bang Summer di bawah." Suara Aisyah disertai derit pintu kamar terbuka membuat Aqueena yang tengah asik menatap hamparan bintang di langit menoleh dengan alis tertaut.

"Ngapain dia manggil aku?"

"Ya Aisyah mana tau Mbak, Aisyah cuma di kasi amanat buat manggilin Mbak aja kok." Aqueena manggut-manggut. Dia yang tadinya asik duduk di kusen jendela segera berdiri. Diraihnya rok plisket di atas lemari kemudian buru-buru memakainya.

"Kak Summer di bawah mana? Pintu masuk asrama?" tanya Aqueena pada Aisyah sembari asik membenarkan letak pashmina di kepala. Melihat anggukan dari Aisyah. Aqueena tanpa pikir panjang lagi segera melangkah keluar kamar. Sesekali dia tersenyum saat ada santriwati yang berpapasan dengannya.

Sedikit berlari ketika menuruni tangga, dapat Aqueena lihat kakak pertamanya itu berdiri menjulang di depan pintu masuk asrama. Sedang di belakangnya tampak kumpulan santriwati yang terlihat dorong-dorongan. Sepertinya mereka ingin keluar asrama, namun segan karena posisi Summer tepat di depan pintu masuk.

Tak menghiraukan para kumpulan santriwati, Aqueena berjalan santai keluar. Di tepuknya pelan bahu Summer, membuat laki-laki itu memutar tubuh kemudian melemparkan senyum manis padanya.

"Kenapa?" tanya Aqueena bingung.

"Ada yang mau ketemu sama lo, tapi gak berani kalau harus berdua-an."

"Siapa?"

"Aryan."

"What?! Gus ... Aryan."

Aqueena terpaku seketika dengan mata membola. Detik berikutnya, dia menunduk. Kejadian tak terduga saat makan siang tadi masih terekam jelas di otaknya. Akhirnya, setelah penantian cukup lama. Dia kembali bertemu dengan seseorang yang begitu ia harapkan kehadirannya. Dan sialnya, orang itu ternyata selalu berada di sisinya. Namun tak ia kenali.

Rasa malu menggerogoti hati Aqueena. Bukan karena malu akan bertemu dengan sosok di rindu.

Bukan!

Tapi lebih ke malu, karena selama ini dia tak bisa mengenali sosok seorang yang namanya selalu ia simpan di hati.

"Aqueena malu, Kak," cicit Aqueena pelan. Perlahan-lahan kepalanya mendongak, mendapati iris hijau Summer menatapnya hangat.

"Kenapa malu, hm? Bukannya lo harusnya bahagia karena mas Al udah kembali?"

Aqueena diam tak menyahut pertanyaan Summer. Dia mendesah lelah, kemudian menjatuhkan tubuh di teras gedung asrama. Melipat kedua kaki membentuk posisi bersila, Aqueena memangku dagu dengan telapak tangan sedang siku menumpu atas paha.

"Aqueena malu karena selama ini Aqueena gak kenal mas Al. Aqueena selalu bilang rindu dia, padahal sebenarnya dia ada di dekat Aqueena akhir-akhir ini." Kali ini dia menunduk, tangannya bergerak menyentuk lantai keramik. Bergerak, membentuk coretan-coretan abstrak.

"Dan juga, Aqueena malu. Karena sebenarnya Aqueena suka sama Gus Aryan, tapi Aqueena selalu nyangkal karena mengira mas Al sama Gus Aryan itu beda orang. Jujur Kak, Aqueena senang pas tau faktanya tadi siang, akhirnya perasaan Aqueena gak jatuh ke orang yang lain. Tapi ... tetap aja Aqueena malu," rengeknya. Di tariknya tangan Summer ke bawah, membuat laki-laki itu ikut terduduk di lantai. Tepat di sampingnya.

Dengan bibir mencebik ke bawah, Aqueena menatap Summer berkaca-kaca. "Queena malu karena Queena suka sama Gus Aryan, tapi di satu sisi Queena takut kalau Gus Aryan gak suka sama Aqueena."

HIJRAH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang