🌾HIJRAH BAGIAN ENAM PULUH SATU🌾🏹

12.9K 1.2K 38
                                    

Sholat ghaib tadi berjalan lancar, Aqueena melakukannya dengan khidmat dan khusyuk. Berusaha tegar untuk tidak menangis selama sholat berlangsung. Tapi Aqueena tak sanggup menahan tangis lagi saat suara lembut Summer terdengar ketika memimpin do'a. Apalagi saat suara Summer bergetar melantunkan tiap bait dari do'a yang ia panjatkan.

Hingga kini, di sinilah Aqueena berada. Di tempat yang selalu menjadi tujuannya di kala butuh waktu menyendiri untuk menghafal ayat-ayat sholat. Kursi reot dekat masjid. Matanya menatap lurus ke hadapan, membiarkan sepoian angin lembut menghempas wajah dalam balutan mukenah putih yang belum dia lepas. Iya, Aqueena belum melepas mukenahnya dan langsung lari kemari. Dia ingin menenangkan hatinya sedikit, setidaknya dengan berada di sini hatinya kembali damai dan tidak di jejali rasa sesak.

"Di sini kamu rupanya, saya sudah keliling pesantren buat nyari kamu doang." Suara Iqbal membuat atensi Aqueena menatapnya. Hanya sebentar, kemudian gadis itu kembali menatap apa yang terpampang jelas di depannya saat ini.

"Kenapa?" ucapnya datar. Aqueena dapat mendengar helaan nafas keluar dari sela bibir Iqbal, posisi mereka yang lumayan dekat dan hanya ada dia, Iqbal dan juga Zahrana yang baru Aqueena sadari keberadaannya tepat di belakang Iqbal.

"Aku mau nenangin diri dulu, Bal," sambungnya melirih.

"Tapi kamu harus makan Queen. Bang Nichole bilang kamu belum makan siang, Bang Summer bahkan sibuk nyariin kamu keliling pesantren sekarang."

Aqueena diam. Tak menyahut atau bahkan menjawab pernyataan Iqbal. Dia malah menarik nafas panjang kemudian menghelanya perlahan, itu Aqueena lakukan berulang-ulang. Berusaha meredakan rasa sesak yang kembali merasuki relung hatinya.

Mendongak, iris hijaunya menyipit menatap hamparan langit biru tanpa awan. Senyum merekah di bibir pucatnya. "Aku pernah baca katanya saat siang hari bintang masih ada, tapi cahayanya di kalahkan matahari makanya gak kelihatan."

Iqbal diam mendengarkan penuturan Aqueena. Menoleh ke belakang, dia mengulurkan tangan. Meminta agar Zahrana menyambut uluran tangannya. Iqbal tersenyum lembut menatap wajah teduh istrinya kemudian kembali menatap sosok Aqueena yang masih asik menatap langit.

"Terus ... kata orang. Setiap yang meninggal akan menjadi bintang, dan dia melihat keluarganya dari atas sana. Hehe, jujur aku gak percaya." Menghela nafas panjang, Aqueena kembali menyunggingkan senyum. "Tapi kalau orang-orang itu bilang, setiap yang meninggal akan mendapat bintang untuk di jadikan teropong melihat kehidupan keluarga yang di tinggalkan, mungkin aku bakalan sedikit percaya."

"Entah apapun itu perumpaan yang orang-orang katakan tentang semua yang meninggalkan. Aku tetap percaya, kalau di atas sana ... mom and dad udah bahagia. Dan aku yakin mereka lagi liat aku dari atas sana."

Senyuman Aqueena semakin merekah. Menaikkan sedikit rok mukenahnya, Aqueena beranjak bangkit dari duduk. Berdiri menghadap Iqbal dan Zahrana. Iris hijaunya turun, lalu jatuh pada genggaman tangan keduanya. Kemudian beralih menatap pada perut datar Zahrana.

"Selamat ya, Kak. Atas kehamilannya," celetuk Aqueena sambil tersenyum manis. Zahrana tertegun sebentar, menatap ke arah Iqbal yang juga menatapnya. Keduanya tersenyum.

"Terima kasih Queen," jawab Zahrana masih dengan senyum mengembang di bibirnya. Aqueena ikut tersenyum, bahkan kini senyum yang ia tunjuk kian merekah. Merasa bahagia atas kebahagian yang di dapat oleh pasangan suami istri ini.

"Maafkan kami juga karena tidak memberi tahu kamu secara langsung. Kamu pasti dengar dari Nisa 'kan? Ini semua karena ..."

"Shuut ... udah, gak pa-pa. Aku tau kok."

Aqueena sudah mendengarnya dari Nisa tentang kehamilan Zahrana. Nisa bilang, mereka ingin memberitahu kabar bahagia ini padanya. Tapi karena memang saat itu Aqueena tengah dalam masa berkabung, Iqbal memutuskan untuk memberi tahu Aqueena tentang kehamilan istrinya nanti saja. Di saat yang sudah tepat, tapi tetap saja dia tak menyangka Aqueena akan tahu hari ini.

HIJRAH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang