🌾HIJRAH BAGIAN ENAM PULUH SEMBILAN🌾🏹

20.1K 1.3K 59
                                    


Sebenarnya otak Aqueena masih belum dapat mencerna secara sempurna akan apa yang ia rasakan hari ini. Semua begitu mendadak dan penuh kejutan. Jujur saja, Aqueena masih tak menyangka kalau dirinya sudah sah menjadi istri Aryan, pendamping Aryan dan penyempurna agama Aryan.

Bahkan ada di satu masa Aqueena menganggap hal yang terjadi pada dirinya sekarang hanya sebuah khayalan akibat terlalu lama menahan rindu pada lelaki itu.

Gaun penggantin sewarna tulang masih membungkus tubuh indah Aqueena. Acara resepsi sudah selesai dari setengah jam yang lalu, dan sampai saat ini Aqueena belum juga melepas gaun merepotkan ini dari tubuhnya.

Menghembuskan nafas kencang, Aqueena meremat kedua tangan kuat. Entah kenapa dia mendadak gugup sekarang. Padahal tadi sewaktu resepsi dadakan itu terjadi dia tak segugup ini. Tapi kenapa sekarang rasanya keringat dingin sudah membasahi punggungnya.

Apa ini ada sangkut pautnya dengan malam panjang yang biasa dilalui para pengantin baru?

Wah, pipi Aqueena spontan memanas. Memikirkannya saja sudah segugup ini, apalagi kalau dia harus melakukanya langsung.

Oh Allah. Apa yang harus Aqueena perbuat. Dia sangat gugup.

Apa dia harus berpura-pura kedatangan tamu bulanan?

Ah, apa dia boleh menolaknya?!

Tidak ...

Aqueena masih sayang diri sendiri. Dia tak ingin di laknat seharian oleh para malaikat hanya karena tak memenuhi keinginan suaminya.

Tapi, dia sangat gugup. Jujur saja, Aqueena bahkan berpikiran untuk kabur dari kamar karena itu.

Pernikahannya dadakan, semuanya begitu mengejutkan baginya. Aqueena bahkan belum sempat mengumpulkan keberanian dan menyiapkan diri lebih dulu, tapi dia sudah sah menjadi istri seseorang.

Arghh ...

Aqueena mengusak kepalanya yang tertutupi pashmina syar'i sewarna gaun. Ia kalut sendiri. Sampai tak menyadari kalau sedari tadi pintu kamar yang ia tempati sudah terbuka dengan sosok Aryan berdiri sambil menyandarkan sisi tubuhnya pada kusen pintu.

"Kamu kenapa, Queen?" Suara Aryan membuat Aqueena tersentak. Laki-laki itu terkekeh pelan mendapati wajah syok istrinya yang entah kenapa selalu menggemaskan di matanya.

Oh Allah. Aryan sangat bersyukur atas rahmat dan karunia yang Engkau berikan. Penantian sekian lama akhirnya bisa Aryan lewati karena bantuan engkau.

Mengembangkan senyum, Aryan berjalan masuk ke dalam kamar setelah sebelumnya menutup pintu terlebih dahulu. Laki-laki itu benar-benar merasa terhibur saat melihat wajah istrinya. Semua ekspresi rasanya bercampur menjadi satu.

Mendudukkan diri di atas ranjang, berhadapan langsung dengan Aqueena.

Aryan masih setia menampilkan senyum lebarnya. "Bagaimana perasaan istri saya ini?" tanyanya pelan. Tangan Aryan bergerak melepaskan tiara kecil di atas kepala istrinya itu.

"Istri saya bahagia 'kan?" lanjutnya. Kini tangan Aryan bergerak mengelus lembut kepala Aqueena yang masih tertutupi jilbab. Kemudian turun mengusap pelan pipi chubby istrinya itu. "Boleh saya cium kening kamu?" izinnya bertanya.

Bibir Aqueena kelu, perlakuan lembut Aryan entah kenapa membuat dirinya terpaku. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Aryan mengusap kepalanya, menyentuh pipinya. Sewaktu dia SD juga Aryan selalu melakukan hal yang sama. Namun apa daya perasaan anak kecil.

Dahulu Aqueena nyaman. Karena Aryan hanya ia anggap sebagai kakak lainnya setelah Summer dan Nichole. Tapi kali ini berbeda, Aryan suaminya. Dan dia perempuan dewasa yang pastinya memiliki ketertarikan alamiah pada lawan jenis seperti Aryan. Akibatnya sentuhan demi sentuhan dari suaminya itu membuat darah Aqueena berdesir cepat, sesuatu tak kasat mata serasa menggelitiki perutnya. Bukan hanya itu saja, rasa panas menjalar memenuhi kedua pipi juga tak kalah membuat Aqueena terkesiap akan perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

HIJRAH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang