🌾HIJRAH EKSTRA DUA🌾🏹

19.6K 1.2K 30
                                    

Aku gak tau, apa part ini bisa masuk di cerita islami. Karena takut juga, aku cuma jelasin sedikit skinship mereka kok. Biar feelnya dapet.

Minta komentarnya kalo misalnya ada kalimat yang gak cocok di part ini.

Terus, mohon bantu periksa typo ya.

Happy reading.

______________

Aryan tercengang begitu memasuki kamar Aqueena. Merasa spechless dengan apa yang matanya lihat. Seingat Aryan, Aqueena tipe gadis yang cinta warna terang namun tetap menyejukkan jika di lihat. Dan, terakhir kali Aryan melihat kamar ini --- seminggu sebelum Aqueena pulang ke Indo --- kamar ini berwarna lilac. Tapi kenapa sekarang berubah jadi abu-abu dan hitam. Bahkan perabotannya juga tampak berwarna coklat gelap dengan bahan dasar kayu yang di plitur. Ini jelas-jelas bukan selera Aqueena sekali. Tapi, ini selera Aryan.

Masuk semakin dalam, Aryan dikejutkan dengan pintu kamar mandi yang terbuka. Dari sana, dapat laki-laki itu lihat Aqueena dalam balutan bathrobe putih serta rambut tergerai basah tampak berjalan menunduk dengan tangan sibuk mengikat tali bathrobe di depan tubuh.

Jangan marah jika mata Aryan jelalatan. Laki-laki itu normal, dan dia tengah di hadapkan dengan seorang perempuan muda yang hanya mengenakan bathrobe saja. Ah, satu lagi, perempuan muda itu istrinya. Sudah pasti Aryan akan tergoda. Apalagi saat laki-laki itu menatap tubuh istrinya dari bawah ke atas. Oh Tuhan. Sekali Aryan tegaskan, kalau dia lelaki NORMAL.

"Aqueena," panggil Aryan serak dengan suara tertahan. Laki-laki itu gelisah. Istrinya sekarang ini sungguh ... arghh, Aryan tak bisa deskripsikan.

"Em," sahut Aqueena. Gadis itu menatap Aryan polos, detik berikutnya senyum lebar tersungging di bibirnya dengan tangan terentang lebar. "Tadaaa ...! Gimana sama suasana kamarnya, Gus. Suka?"

Aryan diam. Laki-laki itu masih fokus menatap wajah cantik istrinya lamat-lamat. Apalagi saat istrinya itu berujar sambil tersenyum lebar. Tampak sangat menggemaskan, dan rasanya Aryan ingin memakannya.

"Gus," panggil Aqueena. Perempuan itu entah sejak kapan sudah berdiri dekat Aryan dengan tangan melambai di depan wajah laki-laki itu.

Aryan tersentak. Laki-laki itu mundur tiga langkah ke belakang. Tenggorokannya kontan mengering begitu menyadari keberadaan Aqueena begitu dekat dengannya. Apalagi saat aroma khas shampo strawberry menguar dari rambut basah istrinya.

"Gus kenapa sih? Gak suka sama dekorasi kamarnya ya?" tanya Aqueena memelan. Dia rasa kamar ini sudah sesuai dengan kriteria suaminya, tapi sepertinya tidak. Apa yang salah dari kamar ini? Bukannya warna monokrom dan gelap itu kesukaan Aryan yah?

"Eh, bukan begitu Queen," jawab Aryan gelagapan. "Kamarnya bagus, saya suka."

"Ouh, syukurlah." Aqueena menghela lega. Gadis itu tersenyum lebar dan itu semakin membuat pertahanan Aryan goyah. Aryan lihat istrinya itu berjalan menuju ke arah lemari besar di salah satu sudut kamar besar ini. Tak mau meninggalkan kesempatan, Aryan bergerak cepat menuju pintu kamar. Menguncinya, kemudian kembali berjalan dengan langkah cepat mendekati Aqueena yang tampak sibuk memilih baju yang akan ia kenakan.

Menarik napas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Aryan bergerak pelan mendekati Aqueena. Tidak membiarkan jarak sesenti pun membatasi keduanya.

Perlahan, tangan kekar Aryan bergerak merangkul pinggang ramping sang istri. Kepalanya di telusupkan di ceruk leher Aqueena, mengendus aroma tubuh bercampur aroma sabun istrinya yang manis.

Oh ya Tuhan. Aryan sungguh tergila-gila dengan aroma tubuh istrinya ini. Dia tak bisa menahan diri lagi.

Cukup semalam.

HIJRAH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang