🌾HIJRAH BAGIAN EMPAT PULUH SEMBILAN🌾🏹

14.3K 1K 23
                                    

Entah Aqueena harus meruqyah diri atau tidak sekarang. Mengapa otaknya selalu mengingat perkataan Aryan beberapa hari yang lalu itu sih? Sumpah! Hanya karena kerandoman seorang Aryan Ma'arif Akbar yang tiba-tiba melamar dirinya dengan enteng --- seolah melamar seseorang sudah sama seperti membeli permen kaki di toko klontong --- membuat Aqueena uring-uringan, dan berakhir dengan dirinya tidak jadi belajar untuk ujian hari ini.

Aqueena menghela berat, sudah seminggu sejak hari itu. Tapi otaknya tak bisa melupakan kalimat yang Aryan lontarkan dengan nada datar itu.

Jika saya meminta kamu menjadi istri saya bagaimana?

Argghh ...

Aqueena bisa gila!

Kalimat itu mendadak tergiang di otaknya. Mengulang terus menerus, seolah ada play DVD di dalam otak yang memutar kaset berisi kalimat Aryan itu berulang-ulang.

Tanpa sadar --- mungkin karena sudah terlampau frustasi --- Aqueena membenturkan kepalanya pelan pada ujung lemari. Dia masih waras untuk tidak membenturkan kepala dengan keras, kalau tetiba kepalanya bocor karena ulah sendiri 'kan jadi aneh. Bisa-bisa Aqueena di katakan sakit mental sampai-sampai menyakiti diri sendiri.

"Mbak kenapa sih?! Gak ke kelas?" Suara Aisyah membuat gadis bule itu menghentikan aksi bodohnya. Berbalik menoleh ke arah teman sekamarnya --- yang sering adu high note dengan dirinya --- itu lurus.

Iris hijau Aqueena tampak lelah. Sudah pastilah terlihat lelah, gadis itu tidak tidur semalam karena terus terngiang-ngiang wajah Aryan. Apalagi mengingat jika laki-laki itu bersikap seolah Aqueena orang asing besoknya, setelah dia berhasil membuat Aqueena galau dengan kalimatnya.

Aisyah mengeryit menatap gadis di depannya. Garis hitam tercetak lumayan jelas di lingkar mata sang gadis.

"Mbak gak tidur tadi malam ya? Mata Mbak mengerikan sekali," ringis Aisyah. Karena memang benar, wujud Aqueena sekarang lebih cocok di bilang seperti zombie dari pada manusia. Walau wajah Aqueena sedikit chubby sekarang---tidak tirus seperti kebanyakan zombie---tapi tetap saja. Dengan adanya lingkar mata itu, membuat Aqueena jadi mengerikan.

Aqueena kembali menghela berat, tak menjawab pertanyaan Aisyah. Gadis itu melangkah mendekati pintu asrama. Membiarkan Aisyah tertinggal di belakangnya, bahkan Aqueena tak mempedulikan gerutuan Aisyah di belakang sana.

"Dasar! Perasaan aku yang ajak Mbak, tapi kok aku di tinggal!"

Abai. Aqueena malah terus melanjutkan langkahnya menuju tangga asrama. Ada waktu lima belas menit lagi sebelum waktu ujian tulis di laksanakan, setelah itu nanti bakalan ada ujian lisan.

Entah Aqueena bisa menjawab soal ujian atau tidak. Kalau ujian tulis mungkin dia bisa menjawabnya, walau tak seratus persen benar. Karena ujian tulis di pesantren ini masih mencakup pelajaran umum, mungkin pelajaran bahasa arab dasar yang membuat Aqueena bakalan sedikit kesulitan. Sisanya, dia akan jawab sebisanya. Untuk matematika, dia bakalan asal isi saja.

Prinsip Aqueena dalam ujian. Tak peduli benar atau salah yang penting lembar jawaban ke isi semua.

Nah, sekarang yang membuat Aqueena pusing tujuh keliling nanti adalah ujian lisan. Memang sih, waktu ujian lisan masih lama. Di pesantren milik pamannya ini, ujian lisan di lakukan pada malam hari. Setelah makan malam.

Hanya satu jam waktu ujian lisan, dan mungkin dari setiap penguji hanya akan mengajukan satu pertanyaan untuk setiap santri. Tapi tetap saja, kalau pertanyaan yang di ajukan untuk Aqueena adalah pertanyaan yang tak ia mengerti sedikitpun. Sama saja tak bisa di jawab, dan
nilainya bakalan anjlok nanti.

HIJRAH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang