Chap 14

232 52 0
                                    

=====


"Loh kak Hani sama bang Reno kemana mah?" Tanya Ira ketika sadar Hani dan Reno tidak ikut serta dalam makan malam kali ini

"Lagi ada urusan, udah buruan makan terus tidur"

Ira hanya mengangguk, kenapa sekarang kakak nya itu selalu sibuk?

Biarlah, mungkin ada urusan yang benar-benar tidak bisa ditinggalkan

Saat beberapa menit dikamar, akhirnya rasa kantuk pun datang.

"Hikss....maafin Hani ya pah" sayup-sayup Ira mendengar suara kakak nya

Akhirnya acara tidur nya ia batalkan dan duduk didepan pintu kamarnya guna mendengar percakapan mereka dari atas

Ingatkan Ira bahwa menguping pembicaraan orang lain adalah hal yang tidak baik

Persetanan lupakan soal itu dulu, kini rasa kepo nya lebih mendominasi

"Gapapa nak, papa tau kamu ga salah"

"Papa jangan benci Hani"

"Tidak, papa tau betul siapa dan bagaimana sifat anak papa ini, Sudahlah lupakan"

"Terus bagaimana ini pah?"

"Kita tunggu saja karma nya yakan?"

"Iya pah"

"Reno ajak istri kamu tidur nak"

Setelah itu tidak ada lagi percakapan yang Ira dengar

Ada apa ini? Kenapa kakak nya menangis? Apa ada masalah di kantornya?

Saat Ira ingin kembali pada kasur nya dia kembali mendengar ucapan papanya

"Mas yang sabar ya"

"Hemm, apa mereka kurang puas dengan permainan mereka selama ini?"

"Sudah mas cukup"

"Hmm"

"Ayo kita istirahat. Beberapa hari lagi kamu akan di hujjat publik mas. Kamu harus kuat mental"

"Tidak papa, dihujjat pun tidak akan membuat ku gila sayang"

"Sudah lah mas"

"Aku tidak gila harta, sampai mempermainkan agama ku"

Dihujjat? Publik? Gila harta? Ada apa sih? Ira benar-benar tidak paham dengan semua ini

Oke hanya ada 1 cara, yaitu mengemis penjelasan pada kakak julid nya. Kak Nassa

Kebetulan besok hari Minggu, okelah hari yang panjang

*Pagi

Saat Ira turun, ia tak melihat ada satu orang pun dirumah nya

Pada kemana?

"Ira"

Ira pun berbalik menatap sumber suara "Pada kemana kak?"

"Mama lagi nemenin papa" ucap Nassa sambil memakan buah apel dan duduk di kursi ruang makan

"Lah kak Hani?"

"Kak Hani pergi sama bang Reno"

"Bang Tian?"

"Ya kerja lah, pake nanya"

"Aldo?"

"Kebanyakan nanya Lo ya"

DZAKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang