Bughhh...
"Kurang ajar Lo" teriak seorang lelaki dengan suaranya yang berat
Ira membuka matanya, dan netranya menangkap sosok Fa'i yang sedang berkelahi dengan 3 preman sekaligus
Ira bingung, Ira malu, Ira takut. Sekarang ia harus apa?
Tak lama Ira mendengar suara deruman motor yang makin dekat. Ia melihat kearah segerombolan lelaki yang turun dari motor gagahnya dan membantu Fa'i memukul ketiga preman itu
Saat sedang sibuk memperhatikan Ira tidak sadar bahwa Bryan ada dibelakangnya memakaikannya jaket untuk menutupi tubuhnya yang bebas terkena angin
"Gapapa?" Tolong! Saat sedang dalam keadaan seperti ini jangan tanyakan pertanyaan laknat itu
Ira kembali menangis, lalu Bryan menarik tubuh Ira untuk menenangkannya
"Udah gapapa, yang penting Lo ga luka-luka"
Tidak luka? Apa Bryan pikir tamparan pria tadi? Apa jambakan pria tadi? Tidak menyakitinya?
Ira mendongak menatap Bryan, seketika mata Bryan membola kala melihat pipi kanan Ira yang memerah. Ia tau betul, pasti ini merah karna tamparan
"Lo diapain aja?" Ira menggeleng
"Gapapa Ra, jujur sama gue biar gue bales mereka"
"Mereka nampar gue, mereka Jambak gue, merek-" belum sempat Ira melanjutkan perkataannya Bryan sudah mendekat kearah tiga preman yang terbaring lemah karna pukulan dari teman-temannya
"Bangun Lo" ucap Bryan sambil mencekam baju milik preman yang mengenakan baju biru
"Kenapa bisa Lo nampar cewe? Hah? Ga punya hati Lo"
Bughhh....
"Lo, kenapa Lo Jambak rambut cewe gue hahh?" Ucap Bryan menekan kata 'cewe gue'
"Cewe Lo kurang ajar" jawab preman berbaju hitam
"Arghhh..." Preman berbaju hitam itu merintih kala rambut kepalanya dijambak kuat oleh Bryan
"Sialan lo"
Brukkk
Bryan menendang perut preman berbaju hitam, sampai ia kembali tertidur lemasIra yang ketakutan hanya terdiam, tidak bisa berbuat apa-apa. Ia malu pada Fa'i, tadi ia sendiri yang nekat ingin pulang sendiri. Tapi lihat! Bahkan yang menolongnya segerombolan anggota Brya, yang mana salah satu antara mereka ada Fa'i didalamnya
"Kita pulang" ucap Bryan tak terbantahkan
Ia ditarik menuju atas motor Bryan lalu melaju diatas rata-rata kecepatan
"Bryan..."
Bryan sedikit menoleh kearah Ira guna memperjelas pendengarannya
"Lo ga dingin?"
"Ga usah pikirin gue, kalo gue minta jaketnya emang Lo mau jalan ditempat rame dengan pakaian laknat Lo itu?"
"Maaf udah ngerepotin Lo" Ira tidak mendengar jawaban yang keluar dari mulut Bryan, yang didengar hanya helaan nafas
Gue nyusahin banget ya?
"Sekali lagi makasih banyak ya" Ira turun dari motor lalu melepaskan jaket milik Bryan
Sebenarnya Ira malu, tapi tak apa, ada sedikit kain yang bisa menutupi tubuhnya. Lagipula Ira cukup tau diri, yang dipakai saat ini adalah jaket geng laskar. Tidak mungkin kan dibawa pulang
Pandangan Ira beralih menatap Bryan yang menahan tangannya "Bawa aja jaketnya, jangan lepas disini. Nanti yang lain malah mikir aneh-aneh"
"Makasih Lo udah mau bantu gue" Bryan mengangguk tanpa ekspresi
"Ini udah malam pasti mama papa udah tidur jadi gue ga usah masuk-"
"Lo buruan masuk, gue mau pulang"
"I-iya, hati-hati"
Ira berjalan menuju gerbang lalu masuk kedalam pekarangan rumah. Setelahnya Bryan langsung saja menancap gas motor miliknya meninggalkan Ira
Saat masuk, Ira melihat anggota keluarganya hanya terduduk diam diruang keluarga. Tatapan yang mereka lontarkan kepada nya beda-beda tapi-
Papanya! Ada apa? Kenapa tatapan papa nya seperti- ingin memotong habis dirinya?
"Sini" ucapan Hadi memang manis sekali, tapi Ira tau betul dimata papa nya ada kilatan merah. Apa papanya marah?
Oh, hampir saja Ira lupa. Papanya baru saja mendengar kabar kekalahannya dari om Arya tadi. Habislah Ira
Plakk...
Tidak, ini tidak sakit. Sakitnya tidak pada pipi kiri miliknya yang ditampar oleh papanya tapi hatinya. Tega sekali papanya menampar anak bungsu, putri kecilnya ini?
Oke, jadi perasaan tidak enak yang dari tadi menyeruak didalam hati nya adalah ini?
"Makin besar, makin kurang ajar kamu ya"
"Pa-" lirih Ira, tangannya sibuk menekan pipi kirinya yang menurutnya bisa menghilangkan rasa sakit akibat tamparan itu
"KAMU JUAL DIRI HAH?" Ira kaget dengan ucapan yang dilontarkan papanya ini
Ira rasa saat ini ia hanya perlu diam, membiarkan sang papa melampiaskan kemarahannya. Mau menjawab pun tidak ada gunanya
"BUKA JAKET MU ITU" Ira menggeleng dan memeluk erat tubuhnya sendiri
"Kenapa? Kita keluarga mu. Mereka yang bahkan bukan siapa-siapa-" Hadi mengatur nafas lalu kembali berteriak
"KENAPA BUKA BAJU MU DIHADAPAN SEGEROMBOLAN LELAKI TADI? APA MEREKA MEMBAYARMU DENGAN BAYARAN YANG BESAR"
Ira tidak menunduk, melainkan menatap dalam netra milik Hadi. Apa benar dihadapannya adalah papanya? Ia hanya tidak menyangka papanya bisa berbuat seperti ini
"Kamu jual diri?" Hadi merendahkan nadanya dan kembali mendekat kearah putri kecilnya
"Ira ga kayak gitu pa. Tad-" belum sempat melanjutkan omongannya sang papa sudah menunjukan sebuah foto dirinya yang hanya memakai tantop berdiri dihadapan anggota laskar
Hanya ada satu pertanyaan yang menganggu diotaknya 'siapa yang sudah mengirim foto laknat itu ke papa?'
"JAWAB" Ira kembali menangis sambil menggeleng kepalanya
Plakkk...
Kembali, ini kedua kalinya pipi kanannya kena tamparan. Pertama si preman laknat itu dan sekarang papanya sendiri
"Papa ga ngajarin kamu jadi anak kurang ajar Ira-"
"Kamu tu bisanya cuma nyusahin"
Deg
Seumur hidup baru kali ini, Ira mendengar perkataan menyakitkan yang keluar dari mulut papanya"Mas, Astaghfirullah... Istighfar mas" Yani menarik lengan Hadi untuk sedikit mundur, menjauh dari hadapan Ira
"Kamu ga kasihan sama papa? Papa kalah Ra! Papa pusing mikir ini semua. Dan kamu-"
"Kamu tambah buat papa stres. Lama-lama papa bisa gila"
Papa ga tau yang sebenernya, gimana kalo tadi anak mu ini dilecehkan preman-preman jahat itu?
Sayang sekali Ira hanya mampu berucap dalam hati. Saat ini sangat sulit baginya untuk mengeluarkan suara, hanya Isak tangis yang mampu keluar dari bibir mungil miliknya
NGERTI KAN GIMANA CARANYA NGEHARGAI KARYA ORANG LAIN?
Follow akun author 'mhysr17_'
Terima Aya🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKIRA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Biar afdol bacanya . . . ⚠️ Mengandung kata-kata kasar ⚠️ Ambil sisi positif, buang yang negatif ⚠️ Banyak typo ⚠️ Konflik betebaran . . . "Ramaaaaa..... Tungguin ihh" "Ssttt, jangan teriak-teriak" "Ihh bodo suka-suka gue...