Chap 32

87 20 0
                                    

"Assalamu'alaikum calon istriku"

Wa'alaikumussalam

Menghela nafas, lalu Ira menatap sang empu tanpa minat

"Ga dijawab nih salamnya?"

"Ga wajib banget kan gue musti tereak-tereak?"

"Hehe, mukanya kok udah ditekuk aja sih"

"Rama stop" Ira menarik tangan Rama yang sedang menoel-noel pipinya

"Kenapa sih? Lo ad-" Saat Ira menatap nya, saat itu pula mata Rama membola

"Astaghfirullah, itu kenapa matanya? Hehh? Ini pipinya? Kamu pake blush-on nya ketebalan Ra. Ini lagi kenapa?" Ira hanya bisa terdiam tanpa menjawab pertanyaan bertubi-tubi dari Rama

Dari mana saja Rama? Kenapa dari pelajaran pertama tidak ada dikelas? Dan baru muncul jam istirahat ini?

"Rama, gue gapapa" ucap Ira meyakinkan Rama

"Tipu"

"Yee... Lo nanya ape ngelunjak?"

"Tapi ini kenapa pipi kam-"

"Lo" potong Ira

"Iya, pipi Lo kenapa? Kok bengkak gitu? Sakit gigi, Lo? Makan apa semalem?"

"..."

"Gue tau. Pasti Lo dapat coklat dari cowo lain kan? Terus Lo makannya diem-diem ga kasih tau gue. Tuh kan, makanya gigi Lo sakit. Mampozz makanya ijin dulu dong ke gue"

"Apaan sih, ga nyambung banget"

"Bacot, Lo dapat coklat dari sapa? Arkhan? Apa Bryan?"

"Gue ga pernah dapat coklat dari cowo lain"

"Halah tip-"

"Dari cowo sendiri aja jarang-jarang, apalagi cowo lain"

"Woahhh, nyindir gue Lo?"

"Iya kenapa?"

"Dih, ngarep banget lo"

"Jadi? Lo ga mau beliin gue coklat? Yang harganya cuma 20.000 itu?"

"Dari pada gue beliin lo coklat mending gue nabung"

"Sok rajin Lo"

"Gue nabung juga biar cepet halalin Lo bego"

Baperr ganih? Baper ga wehhhhhh? Astaga Ramanjing gue baperrrr aaaaaaaaaaa

"Kenapa Lo diem aja? Gamau?"

"Lo kata gue babi apa? Pake di halalin segala?"

"Hh susah banget ngomong sama lo"

"Hehe... Ma" rengek Ira

"Hmm..."

"Laper"

"Ayo kita ke kantin"

=====

"Iya katanya sih gitu"

"Kasihan papa nya Dhea dong"

"Iya bener, parah banget sih"

Ira menajamkan pendengarannya, rasa lapar nya berganti menjadi panas dihatinya

Apa ini? Kenapa mereka membicarakan om Arya?

Disana! Haikal, Fa'i dan Ahmad sudah duduk. Dan kebetulan mereka duduk tepat dibelakang kakak kelasnya yang tadi sempat membicarakan om Arya

"Udah gue pesenin, nih makan" Ahmad menyodorkan semangkuk mie ayam dihadapan Ira

DZAKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang