Sinar matahari masuk, mengganggu acara tidur sosok gadis yang sedang pulas didalam kamar bernuansa putih abu-abu
Ira bangun dari tidur nya lalu duduk, tapi- kenapa kaki nya kaku? Kenapa tidak bisa digerakkan?
"Akkhh i-ini kaki gue kenapa?" Ucap Ira sambil memukul-mukul kakinya
"Dek"
"Abang..." lirih Ira
"Apa yang sakit dek? Yang mana? Kaki? Yang mana sayang? Hustt, Ngomong sama Abang"
"Kaki Ira ga bisa digerakkan bang" tangis Ira pecah kala hal-hal buruk menghantui pikirannya
Zio membekap sayang Ira "Gapapa, ini cuma sebentar nanti bisa digerakkan kok"
"Beneran bang?" Tanya Ira dengan sisa air mata di pipinya
"Iya" Zio tersenyum manis dan memberi kecupan di pucuk kepala Ira
"Apa yang sakit dek?"
"Abang kemana aja?"
Zio menunduk, merasa bersalah karna pergi meninggalkan rumah seharian untuk mengurus kantor "Maafin Abang ya, kemarin Abang sibuk banget"
"Gapapa"
"Adek mau makan apa?"
"Ga laper"
"Udah jam 2 siang masa ga laper?"
"Jam 2?"
"Iya, obat bius nya manjur banget dari kemarin, masa baru bangun sekarang-"
"Kita makan dulu ayo, Abang suapin" lanjut Zio sambil bergerak mengambil makanan
Zio menyuapi Ira, sesekali memasukan makanan kedalam mulutnya juga
"Emm- Abang"
Zio menoleh kearah Ira dengan senyum yang mengembang "Kenapa?"
"Mama sama papa gimana?"
"Mereka baru aja pulang, ngomong-ngomong tadi banyak temen-temen kamu yang datang juga loh"
"Iya?" Tanya Ira dengan wajah syok, banyak? Siapa saja. Palingan kalau pun ada yang menjenguk hanya Rama, Haikal, Fa'i dan Ahmad saja
"Iya, tadi cowo nya ada banyak sama cewenya ada 3. Abang ga kenal siapa-siapa aja, tapi tadi ada Niko juga kok"
"Ohh iya-iya"
"Pasti diantara banyak nya cowo-cowo yang datang ada salah satu pacar kamu kan?"
"Hahh? Nggak, Ira ga punya pacar" Ira menggeleng ragu
"Jangan bohong" ucap Zio tegas, Zio tidak suka adek nya berbohong. Lebih baik jujur saja, buat apa berbohong?
"Adek tau kan hukum nya pacaran?" Ira mengangguk lemah
"Gapapa, Abang ga marah adek pacaran, yang penting pacaran yang positif-positif saja. Ga boleh yang lebih-lebih" lagi dan lagi, Ira hanya mampu mengangguk pasrah
"Adek ngerti kan maksud Abang?"
"Iya Ira ngerti"
"Sekarang jujur, punya pacar kan?" Ira mengangkat wajahnya menatap sang Abang
"Maafin Ira bang, Ira bakal putusin Rama"
"Oh jadi Rama namanya?"
"Hmm"
"Kalau hubungan kalian baik-baik aja tanpa ada hal yang berbau negatif Abang gapapa. Yang penting jaga diri aja dek, biasanya laki-laki emang suka khilaf-"
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKIRA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Biar afdol bacanya . . . ⚠️ Mengandung kata-kata kasar ⚠️ Ambil sisi positif, buang yang negatif ⚠️ Banyak typo ⚠️ Konflik betebaran . . . "Ramaaaaa..... Tungguin ihh" "Ssttt, jangan teriak-teriak" "Ihh bodo suka-suka gue...