"Rama... Gue disini" ucapnya dengan suara lirih. Tangannya masih setia mengusap-usap pipi gembul milik Rama
"Eughh..."
Menghapus cepat air matanya. Seketika Ira kalang kabut saat mendengar lenguhan Rama, jangan bilang bahwa dari tadi Rama hanya tidur? Bukan pingsan
Huuaaa gue harus gimana nih? Masa iya gue sembunyi? Atau gue kabur aja kali ya? Ishhh tapi kan gue kangenn.... Aaaa mamakkkk gimana nihh
Masih dalam keadaan panik, Ira memilih turun dari kursi yang ia duduki, lalu tengkurap dibawah brankar
Merasa tak mendengar suara apapun akhirnya ia mendongak menatap Rama "Astaghfirullah, nih anak tidur lagi? Gila sih, dia ga kangen suara gue yang kiyawokk ini kah?"
Ira berdiri lalu membersihkan bajunya yang sedikit kotor
"Ishh cepetan bangun, gue pen peluk" rengek Ira, tangannya bergerak memukul-mukul angin guna melampias kan rasa kesal nya karna Rama tak kunjung sadar
Sebenernya dia mau saja membangunkan Rama, tapi ia sedikit kasihan. Oke ia akan tunggu sampai Rama bangun sendiri
Prangg...
Mati sudah! Baru saja gelas beling jatuh dari atas nakas. Dan yah, itu semua ulah dari perbuatan IraKembali menunduk dibawah brankar. Tidak mengerti maksud Ira sebenarnya bisa saja ia tetap berdiri maka Rama akan melihatnya lalu memeluknya. Tapi tak tau, a sedikit malu, gugup, takut bercampur menjadi satu
Tambah lagi saat ini ia sedang datang bulan, itu lah yang membuat nya sedikit lebih aktif dan lebih random dari biasanya
"Hehh? Tuh anak ga bangun?-" Gumam Ira dari bawah brankar
"Gila sih, suara segede ini ga denger?-"
"Gimana sangkakala besok?"
Mengatur ekspresi miliknya dan bangkit kembali dari posisinya sebelumnya
"Aduhh" keluh Ira saat kepalanya menatap sesuatu yang cukup keras
Mendongak guna menatap, benda apa yang sudah membuat kepalanya terbentur sampai sesakit ini?
"Hay sayang"
Kaku! Sekujur tubuh Ira kaku saat mendengar suara yang sudah lama ia rindukan ini
"Kenapa sembunyi-sembunyi hmm?"
Rama turun dari brankar lalu menggendong Ira naik keatas brankar nya. Masih seperti tadi, kaku! Mungkin Ira syokk sampai membuatnya jadi ngelag seperti ini
"Kenapa?"
"..."
Cup
Rama mencium pipi kanan Ira, saat itu mata Ira langsung membola. Sadar akan dirinya tadi, Ira menatap malu Rama"Emm- itu, anu aku..."
Rama mendekat lalu memeluk erat tubuh Ira "Siapa yang tadi bilang pengen peluk hehh?"
Mampozz... Jangan bilang dari tadi Rama ga tidur? Kenapa gue jadi gagu gini anjrott
"Aku juga pengen peluk kok"
"..."
"Kangen banget taukkkkkk" ucap Rama dengan nada manja nya
Kok Rama makin sweet gini sih? Makan apa dia di Singapura?
Ira membalas pelukan Rama. Cukup lama mereka berpelukan, Ira merasa bahunya basah. Apa Rama menangis?
"Nangis?"
"Diem"
Ira tertawa, lucu sekali Rama. Ira tau Rama tidak mau diejek cengeng makanya ucapan 'diem' nya sedikit ngegas
"Cengeng banget"
Rama melepaskan pelukannya lalu tangannya bergerak meraih sisi kiri kanan pipi Ira, masih dengan air mata yang masih setia mengalir, Rama berucap "Aku tuh kuangennnnn buangettt loh sama kamu" ucapnya dengan sedikit nada penekanan
Tubuh mungil Ira kembali dibawa kedalam pelukannya. Ira membiar kan Rama berbuat semau nya. Toh ia juga merindukan sosok Rama ini
"Assalamu'alaikum..."
Mendengar salam dari arah belakang membuat Ira langsung melepaskan pelukan Rama dan spontan berdiri
Mampozz gue
"Ini siapa Rama?"
"Ini cewe yang Rama bilang waktu itu ma"
Sosok yang disebut mama oleh Rama itupun melemparkan senyum lebar nya pada Ira
Ira yang tak tau apa-apa pun hanya membalas senyuman mama Rama
"Sini sayang"
Kaki jenjang Ira bergerak mendekat kearah sosok wanita paruh baya yang sedang duduk disofa yang ada dalam ruangan ini
"Kenalin nama tante adinda"
"Emm iya tante salam kenal saya Dzakira" tangan Ira hendak mengambil tangan Adinda untuk mencium, tanda hormat nya pada mama Rama
Belum sempat berjabat tangan, tubuh Ira sudah lebih dulu ditarik oleh Adinda. Yah, saat ini Adinda sedang memeluknya
"Jadi kamu cewe yang sering Rama ceritain. Udah lama Tante pengen ketemu sama kamu, tapi baru kesampaian sekarang"
Rama hanya menyaksikan dua kaum hawa berbeda usia itu dari kejauhan. Melihat pemandangan seperti ini saja sudah bisa membuatnya senang, apalagi jika nanti ia sudah menikah dengan Ira? Pasti ia akan sering melihat pemandangan seperti ini
"Ahaha iya Tante?"
Adinda melepas pelukannya lalu memegang pipi Ira "Iya sayang"
Aduh... Kok gue baper ini dipanggil sayang sama tante-tante ywlohhh
"Kamu kerja?"
"Iya Tante, saya buka les privat buat anak-anak"
"Udah punya penghasilan sendiri dong?"
I-ini ngapa bahas-bahas penghasilan?
"Ya gitu Tante" ucap Ira sedikit tak enak dengan pembahasan Adinda
"Jangan mikir aneh-aneh ya sayang, Tante cuma tanya doang kamu kerja atau kuliah. Ga ngarah ke lain-lain kok"
"Kapan ada waktu luang?"
Ira tampak berfikir sejenak "Sabtu Minggu saya libur Tante, Emangnya kenapa ya Tante?"
"Tante pengen ajak kamu makan malam bareng keluarga dirumah Tante"
"..." Sebentar, Ira sedang ngebug. Apa tadi katanya? Makan malam? Bersama? Keluarga?
"Kenapa Ira?"
"..."
"Kamu ga mau ya?"
"..."
"Kalau ga mau, gapapa deh. Lain kali aj-"
"Ahhh iya Tante, Ira mau kok" potong Ira dengan cepat
"Beneran?" Ucap Adinda bersorak kegirangan
"I-iya Tante, nanti Ira tanya mama papa dulu yah" Adinda mengangguk tanpa memudarkan senyuman dibibirnya
JANGAN LUPA VOTE NYA TEMAN
FOLLOW AKUN 'mhysr17_' KUY
ADA SOROTAN DZAKIRA DISANABTW MAMPIR KESEBELAH JUGA 'SELATAN (SEVA-SHEILA-NATHAN)'
Maap author lupa nama mama Rama woilah
Terima Aya 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKIRA
Jugendliteratur(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Biar afdol bacanya . . . ⚠️ Mengandung kata-kata kasar ⚠️ Ambil sisi positif, buang yang negatif ⚠️ Banyak typo ⚠️ Konflik betebaran . . . "Ramaaaaa..... Tungguin ihh" "Ssttt, jangan teriak-teriak" "Ihh bodo suka-suka gue...