Sudah sekitar 10 menit lalu Ira kembali sadar, dimana dia? Kamar ini... kamar Bryan. Tiba-tiba ingatannya kembali pada kejadian tadi, apa tadi hanya mimpi? Atau?
"Bryan" lirih Ira
"Ira..."
"Nik, Bryan mana?"
"Jangan gini Ra, kasian Bryan"
"Gue tanya dimana Bryan?" Bentak Ira
"Gue minta maaf, harusnya gue kasih tau Lo waktu itu"
Ira menatap penuh kearah Niko, ia butuh penjelasan
"Bunda sama ayah nya lagi cekcok-"
"Bryan bener-bener down banget, dia udah cape-"
"Dia sering curhat ke gue, dia juga sering kabur kerumah gue"
Ira duduk lalu menghadap kearah Niko, dengan mimik wajah bingung
"Jelasin, semua nya" ucap Ira tak terbantahkan
"Jadi, semenjak keluarga Bryan pindah kesini hubungan keluarganya ga baik-baik aja-"
"Dia suka kesepian, ayah nya yang jarang pulang tambah lagi bundanya yang suka selingkuh"
"Lo kalo ngomong yang bener" Ira menarik kerah baju Niko
"Ngapain gue bercanda, Bryan curhat ke gue"
Ira menarik kembali tangannya menjauh dari kerah baju Niko "Maaf... Lanjut"
"Semenjak itu, disekolah dia jadi suka menyendiri. Dia bilang ke gue kalo mood nya dia tuh cuma Laskar doang. Makanya kita sering nongkrong bareng, itu karna permintaan Bryan-"
"Kita sering heeling bareng, kita jalan-jalan, pokoknya kita habisin waktu buat seneng-seneng bareng-"
"Dan itu semua permintaan dari dia, dia kesepian dirumah-"
"Dia baik banget suka bagi-bagi buat orang-orang yang kekurangan, dia bilang kalo keluarga dia emang lengkap tapi dia ga punya kebahagiaan didalam rumah. Makanya dia suka bagiin makanan sama barang-barang buat orang-orang yang membutuhkan, menurut dia kegiatan kayak gini bisa buat dia seneng dibanding ada dirumah sendiri, dan gada kehangatan dari ayah bundanya"
"..."
"Terus satu lagi" Ira menaikan alisnya kode bertanya 'apa'
"Bryan bilang-"
Flashback On
"Bryan Lo harus sembuh oke"
Bryan tersenyum lalu mengangguk "Gue minta satu boleh?"
"Lo minta banyak juga gapapa, yang penting sembuh dulu"
"Gue minta banyak nih haha-"
"Gue sama sekali ga tertekan dijodohin sama Ira, gue sayang dia? Iya, jujur gue sayang dia. Gue ga bisa jagain dia lagi. Gue mau jadi abangnya aja, gue ga mau jadi jodohnya"
"Kenapa? Kalo Lo sayang kejar dong, Lo harus berjodoh sama Ira"
"Haha gabisa, Ira udah ada yang jagain"
"Siapa?"
"Rama, Lo jangan cari masalah sama dia. Karna dia udah punya nazar sama gue. Kalo Lo sakitin dia awas aja Lo"
"Tolong jagain Ira, jangan miliki dia cukup jagain aja"
"Bryan..." Niko menangis sambil menggenggam tangan Bryan
"Tolong bilangin ke Ira, gue minta maaf udah ganggu waktu tidur siang nya hari ini. Bilangin dia juga, gue gabisa jagain dia lagi-"
"Satu lagi, gue Abang nya kan? Iya, gue abangnya bukan jodohnya. Tolong tanyain ke dia, masih mau ga punya Abang kayak gue, kalo dia mau, suruh sering-sering jengukin gue oke-"
KAMU SEDANG MEMBACA
DZAKIRA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Biar afdol bacanya . . . ⚠️ Mengandung kata-kata kasar ⚠️ Ambil sisi positif, buang yang negatif ⚠️ Banyak typo ⚠️ Konflik betebaran . . . "Ramaaaaa..... Tungguin ihh" "Ssttt, jangan teriak-teriak" "Ihh bodo suka-suka gue...