Chap 38

32 6 0
                                    

Saat ini Ira sedang duduk didepan kelas, ia sengaja berangkat pagi jadi sekolah masih lumayan sepi

"Kenapa neng?" Ira mendogak lalu tersenyum manis

"Rama?"

"Gatau"

"Lo gapapa kan Ra?" Ira mengangguk

"Ira, jangan kayak gini sama gue, gue ga suka"

"Gue kenapa?"

"Gue rasa, semenjak Lo tau perasaan gue ke Lo, Lo jadi ngejauhin gue"

"Ga kal, Lo salah paham"

"Jangan cuekin gue ya, gue lagi berusaha hapus perasaan gue buat Lo kok. Gue janji ga akan ganggu Lo lagi, tapi kita tetep sahabat kan?" Haikal tersenyum lalu menatap mata Ira dalam

Ira merasa senang, Haikal kembali seperti dulu. Haikal sudah tidak dingin padanya lagi. Satu lagi, hubungan persahabatan Haikal dan Rama baik-baik saja, itu sudah Alhamdulillah untuk Ira

"Gue ga sejahat itu sama Lo kal" Haikal tertawa lalu mengalihkan pandangannya kearah depan

"Pasti seharian kemarin Lo nangis terus ya?"

Ira menoleh lalu tanpa permisi air mata nya kembali tumpah. Ira menutup wajahnya dengan telapak tangannya dan kembali menangis

"Ikhlasin Bryan ya Ra"

"Gue munafik ngomong kalo gue ikhlas, gue ga bisa hikss"

Saat Haikal ingin mendekap tubuh Ira, tiba-tiba terhenti karna bahunya yang ditahan dari arah belakang

"Geser" tak banyak kata akhirnya Haikal bergeser memberi ruang untuk sosok yang memintanya untuk bergeser

"Husttt... Udah gapapa pelan-pelan aja oke"

"Bryan ninggalin gue ma" Rama mengangguk, tangannya tak lepas mengelus bahu gadisnya

"Nangis, keluarin semuanya"

"Bryan jahat, dia ninggalin gue"

"..."

"Dia pergi ga pamitan ma, malam itu kita jalan bareng tapi... t-tapi kenapa-"

"Husttt udah cup...cup..."

"Tapi kenapa dia pergi gitu aja?"

"..."

Rama menoleh kearah Haikal lalu memberi kode untuk membelikan air, segera Haikal pergi ke kantin lalu membeli air untuk Ira

"Ini minum dulu" Rama memberi sebotol air dan langsung diminum Ira hingga setengah

"Udah lega?" Ira mengangguk lalu menunduk diam

"Yah bedak nya ilang deh" Rama mengelus pipi Ira yang terdapat bekas air matanya

"Tadi toner nya udah double berapa mba?"

"..."

"Aduh, belum lagi serum nya" Ira tertawa kecut, Rama slalu saja suka mengembalikan mood nya

"Rama..." Rengek Ira

"Iya sayang? Kenapa hmm? Lapar ya habis nangis? Mau apa? Es krim? Coklat? Oh atau mie ayam? Ayo deh ngantin" Rama menarik tangan Ira untuk mengikuti langkahnya tapi sebelum itu-

"Ramaaaaa..."

"Ahaha iya-iya maap, jadi mau apa nih?"

"Gue piket"

"Terus?"

"Pusing" Rama membenarkan rambut gadisnya yang sempat berantakan

"Jadi?"

DZAKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang