Chap 52

35 7 0
                                    

"Bagaimana pilihan bunda Rama?" tanya Mila pada anak tunggalnya

Rama hanya mengangguk dengan tatapan yang slalu menunduk, enggan menatap Mila

"Hei, kenapa nak? Apa kamu ga suka Ira?" Kali ini, pertanyaan Mila mampu membuat Rama menatap wajah bundanya

"Rama suka Ira, tapi apa Ira bisa suka sama Rama bund?" Tanyanya lirih

"Ayo bunda bantu kamu berjuang"

=====

"Sudah ada Rama didepan"

Ira terbelak, lalu berjalan dengan buru-buru untuk turun keruang tamu

Deg!

Gue pikir Rama Abizhar ternyata Erdylan Ramadhani

"Emm- hai kak Rama"

Rama menatap Ira dari atas sampai bawah. Lalu mengalihkan pandangannya kesamping "Hai Ira, apa kamu sudah siap?"

Siap? Siap apanih?

"Siap? Gimana kak maksud nya?"

"Bunda nyuruh saya antar kamu ke kaffe" Ira ber'oh ria lalu mengangguk

"Oh... Udah kak, Ira udah siap" Rama mengangguk

Ira berjalan mengikuti langkah Rama dari belakang, setelah sampai di depan rumah Rama berhenti dan otomatis Ira juga ikut berhenti

"Permisi tante, Ira nya biar saya saja yang antar"

Yani tersenyum penuh arti lalu mengangguk "Iya, hati-hati ya nak"

Rama tersenyum lalu menoleh kearah Ira, membuat Ira merasa aneh

"Pulang dari kaffe nya jam berapa Ra?" Tanya Yani

"Gatau mah"

"Nanti pulang tempo bisa? Antar mama ke rumah temen mama"

"Iya, nanti Ira usahsin hari ini ga pulang telat" Yani mengangguk 

"Ya sudah Tante, kita berangkat dulu. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumussalam"

Didalam mobil Rama banyak bertanya dan Ira juga sangat antusias menjawabnya. Itu karena, pagi ini karyawan nya menerima gaji selama sebulan penuh bekerja dikaffe miliknya

"Apa kamu tidak ada pandangan untuk menikah?"

Mendengar pertanyaan sensitif satu ini membuat senyum Ira memudar, tanpa Ira tau Rama melihat perubahan raut wajah nya yang berubah tiba-tiba

"Maaf, saya bertanya hal pribadi mu" Ira menoleh kearah Rama dengan senyum terpaksa nya

"Gapapa kok kak, eemm- tadi kakak nanya apa? Nikah ya? Ira belum nemu yang pas aja, nanti kalo udah Nemu juga bakal nikah kok"

Mendengar jawaban dari Ira membuat Rama kaku seketika. Apa tadi katanya? Belum nemu yang pas? Bagaimana cara dirinya masuk kedalam hati Ira, kalau Ira saja susah membuka hati?

"Udah sampai"

"Terimakasih kak, mau mampir dulu?"

Rama menggeleng tanpa menatap wajah Ira yang kebingungan "Saya langsung pulang, assalamu'alaikum"

"Waalaikumussalam"

DZAKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang