Hari ini aku double up.
Jangan lupa loh buat vote dan komen. Terima kasih banyak!
_________________________________________"Jangan sedih lagi, Ci. Gue nggak bisa ngeliat lo sedih terus kayak gini," ucap Ziad sembari memperhatikan wajah Cia dari samping.
Mereka berdua tak sengaja bertemu di kafe Batavia saat Cia sedang duduk sendirian di kafe tersebut. Tentu, Ziad yang melihat itu pun langsung menghampiri Cia.
Kini, keduanya tengah berjalan bersama menuju kontrakan perempuan itu. Sebenarnya Cia tidak mau Ziad mengantarnya, namun Ziad terus saja memaksa. Alhasil, ketika Cia bangkit dan berjalan keluar dari kafe Batavia menuju kontrakan, Ziad malah mengikutinya dari belakang, lalu menyamaratakan langkahnya dengan langkah Cia. Menyebalkan.
"Nggak, gue nggak sedih!" kilah Cia, ia menatap Ziad sekilas lalu mengalihkan pandangannya lagi. "Lagian kenapa si lo selalu muncul di mana pun gue berada?! Gue belum maafin lo, Zi. Gue benci sama lo! Benci!"
Ziad tersenyum manis. Senyuman yang sama seperti dulu saat dia masih menjadi pacar Cia, senyuman yang mampu membuat hati Cia bergetar.
"Gue tau. Sebenci apa pun lo sama gue, gue tetep cinta sama lo," ungkap Ziad lembut.
Cia memutar kedua bola matanya malas. Rasa sakit hatinya pada Ziad belum sembuh walau sekarang Ziad dan dirinya sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi.
Mengingat-ingat kejadian dulu membuatnya meringis, hatinya benar-benar tercabik-cabik oleh kenyataan pada waktu itu..
"Cia!" panggil Ziad.
Merasa dipanggil, akhirnya Cia menoleh. Keningnya berkerut heran, mengapa tiba-tiba seorang Ziad Syahril Alexander memanggil namanya? Padahal selama dua tahun ini ia tak pernah bertegur sapa, bahkan seperti orang asing meskipun satu kelas.
"Apa?!" tanya Cia agak judes.
Ziad melihat Cia dari atas sampai bawah. Gadis di depannya ini memang cantik. Tetapi sayang, tingkahnya tak secantik parasnya.
"Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu? Nggak sopan!" ucap Cia penuh penekanan. Ia menghela napas panjang. "Cepet ngomong apa yang mau lo omongin ke gue! Jangan lama!"
Sudah dua menit berlalu, namun Ziad sama sekali tak membuka suara. Cowok itu sibuk memikirkan sesuatu. Entah apa yang dipikirkan oleh Ziad, Cia sendiri pun tidak tahu.
"Ck! Lama lo!" Saat Cia sudah membalikkan badannya berniat ingin pergi menjauh dari hadapan Ziad, tangan Ziad terulur untuk mencekal pergelangan tangan Cia.
"Ci, gue cinta sama lo!" Sontak, semua siswa yang sedang berlalu lalang di koridor terkejut setengah mati tatkala mendengar ucapan Ziad tersebut.
Bahkan tak sedikit para kaum Hawa menatap iri ke arah Cia--seorang badgirl karena telah berhasil merebut hati Ziad--cowok yang mendapat gelar most wanted di SMP Pelita Bangsa.
Bukan hanya mereka saja yang terkejut, Cia pun sama. Bagaimana bisa seseorang yang jarang sekali berinteraksi dengannya bisa mencintainya?
"Nggak usah bercanda! Ini nggak lucu!" Tatapan tajam dilayangkan Cia untuk Ziad.
Ziad menggeleng. "Gue nggak bercanda." Lalu, ia bertekuk lutut di hadapan gadis itu. Sungguh, Cia merasa malu. Terlebih, sekarang dirinya dengan Ziad menjadi tontonan para siswa.
"Lo mau kan jadi pacar gue?" Seperti tak ada beban, Ziad berkata seperti itu.
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSAFA (End)
Teen FictionTentang cinta yang tak semestinya mendera hidup kita. -AKSAFA °°°°°° Perjodohan, satu kata yang amat sangat dibenci oleh Aksafa Daniel Adijaya. Hidupnya terasa dikekang dan tak ada jalan keluar untuk lari dari perjodohan tersebut. Rasa sayangnya seb...