23.

14.2K 1.1K 145
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Terima kasih.
________________________________________

"Apa?! Coba ulangi sekali lagi? Gue nggak denger," ujar Cia, menarik tangannya dari genggaman Aksa.

"Gue cinta sama lo, Cia!" Aksa menekan setiap kata yang ia ucapkan. Lalu berdiri dan tetap menatap mata istrinya dengan tatapan sendu, berharap istrinya itu mau menerima cintanya dan tinggal lagi bersamanya.

"Gue cinta sama lo," ucap Aksa untuk yang kesekian kali.

Plak!!!

Tanpa diduga, Cia menampar keras pipi kanan Aksa, membuat Aksa mengerutkan keningnya heran akan tindakan Cia barusan.

"Cinta?! Lo bilang lo cinta sama gue, hah?! Ke mana aja lo selama ini?! Tinggal di mars?! Setelah lo ngehamilin Luna, lo malah nyatain cinta ke gue. Gila lo!!!" balas Cia, nada suaranya sudah naik satu oktaf.

"Cinta, cinta. MAKAN TUH CINTA!!!" Setelah mengatakan itu, Cia segera pergi dari hadapan Aksa.

Sementaranya Aksa, ia hanya menunduk, merutuki dirinya sendiri. Sebenarnya, lelaki macam apa dirinya? Mengapa ia tak bisa memilih mana yang terbaik untuk kehidupannya?

"Sial!!!"

Aksa pun segera menaiki motornya kembali, kemudian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

°°°°°°

Suasana sangat ramai, dentuman musik terdengar sangat kencang. Lampu diskotik menyinari setiap insan yang tengah berjoget ria di dance floor.

Aksa yang baru saja datang langsung menuju ke meja bar. Pikirannya sedang sangat kacau, oleh karena itu ia memutuskan untuk pergi ke kelab malam ini.

Mungkin dengan ia pergi ke kelab bisa menenangkan pikirannya yang tengah gundah gulana.

"Aksa, woy!" panggil seseorang.

Aksa menoleh dan mendapati Satya dan Gio yang sedang berjoget di bawah lampu diskotik sambil melambaikan tangan mereka ke arahnya.

Melihat Aksa tak mempedulikan panggilannya, Satya mengajak Gio untuk menghampiri cowok itu.

"Aelah, Sa! Lo kenapa? Muka lo ditekuk amat," ujar Satya ikut duduk di samping Aksa, dan memesan segelas minuman ke penjaga bar.

"Harusnya kalau lo mau ke kelab malam, ngomong sama kita. Kan nanti kita bisa ke sini bareng-bareng," sambung Gio.

"Ngapain si kalian ke sini?! Ganggu gue tau nggak?!" papar Aksa terkesan sinis.

"Lah? Gue sama Gio udah biasa ke sini kali kalau nggak ada kumpulan di markas." Satya menatap curiga ke arah Aksa. Ia memperhatikan wajah cowok itu dengan saksama.

"Hidup lo rumit ya, Sa. Liat! Muka lo yang biasanya ganteng jadi jelek gini karena masalah yang nimpa hidup lo," lanjutnya merasa iba pada Aksa.

Mendengar kata-kata yang dilontarkan Satya tadi, membuat Aksa melayangkan tatapan tajam ke cowok itu. "Apa lo bilang?!"

"Satya kalau ngomong suka bener." Gio tertawa, begitu juga dengan Satya. Namun tidak untuk Aksa, ia menggeram marah. Entah mengapa, belakangan ini emosinya tak terkendali, padahal Satya dan Gio memang suka sekali bercanda.

"Jangan diambil hati, gue cuma bercanda kok." Satya tahu Aksa marah, oleh sebab itu, ia berkata demikian.

Aksa pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kelab, tak mempedulikan teriakan Satya dan Gio yang memanggil namanya.

"Aneh banget kan si Aksa? Perlu diruqyah tuh orang!" ucap Satya sembari menatap punggung Aksa yang mulai menjauh dari penglihatannya.

"Udahlah biarin aja, kita ke sini kan mau seneng-seneng, bukan mau mikirin masalahnya Aksa. Yuk kita ke dance floor lagi!" ajak Gio yang mendapat anggukan dari Satya.

AKSAFA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang