Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Terima kasih.
________________________________________Setelah beberapa hari tidak masuk sekolah, akhirnya hari ini Aksa masuk sekolah kembali. Banyak para siswi yang heboh dengan kedatangan Aksa, namun Aksa sama sekali tak mempedulikan teriakan para siswi tersebut. Ia tetap melangkahkan kakinya menuju kelas.
Sesampainya di kelas, ia pun langsung diserbu oleh kedua temannya, membuat Aksa kebingungan menjawab semua pertanyaan yang terlontar dari mulut Satya dan Gio.
"Lo baru masuk sekolah lagi setelah sekian lama, Sa. Sebenernya lo ke mana? Lo kayak ditelan bumi tau nggak?! Bahkan lo udah nggak pernah mimpin geng motor kita lagi," ujar Satya.
"Apa selama ini lo pergi ke luar negeri? Apa lo tau, Sa? Gue kangen banget sama lo!" Gio langsung bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh Aksa dari samping.
"Heh! Sadar, Gio! Lo jangan kayak gitu napa! Aksa mau lo embat juga?! Harga diri lo sebagai seorang lelaki jantan ke mana, Bray? Masih banyak cewek cantik di dunia ini! Please-lah jangan jadi homo!"
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Satya barusan, Gio langsung memukul kepala Satya dengan buku paket Biologi yang ada di atas meja seseorang.
"Bukan gitu maksud gue anjir!" ujar Gio.
"Terus maksud lo apa meluk-meluk Aksa, hah?" tanya Satya.
"Ya ... sebagai seorang teman yang baik kan gue khawatir sama keadaan Aksa, jadi wajarlah!" ucap Gio membela diri.
Merasa pusing dengan perdebatan di antara keduanya, Aksa pun memilih untuk pergi meninggalkan kelas.
"Eh, Sa! Lo mau ke mana?!" teriak Satya yang sama sekali tidak digubris oleh sang pemilik nama.
"Gara-gara lo Aksa pergi!" Satya menatap tajam Gio.
"Gue disalahin terus. Mama, anakmu ini ternistakan," tutur Gio mendramatisi, ia terduduk di lantai sembari memegangi dadanya dan berpura-pura menangis.
"Alay!"
Sementara di lain tempat, Aksa seketika menghentikan langkah kakinya ketika berpas-pasan dengan Cia. "Pagi, Ci," sapa Aksa diiringi dengan senyuman.
Cia membalas senyuman Aksa lalu berucap, "Pagi juga. Lo mau ke mana, Sa? Kok keluar lagi dari kelas?"
Aksa menghela napas panjang. "Ikut gue yuk!" Tanpa menunggu persetujuan dari Cia, Aksa sudah menarik tangan Cia terlebih dahulu, sehingga mau tidak mau perempuan itu harus mengikuti langkah kaki Aksa.
"Kita mau ke mana?" tanya Cia merasa bingung, pasalnya Aksa sejak tadi hanya diam saja.
Ternyata, Aksa membawa Cia ke rooftop sekolah, ia mengajak Cia untuk duduk di ujung rooftop tersebut.
Hening beberapa saat, sampai akhirnya Aksa mulai membuka suara. "Hari ini gue akan ke rumah lo."
Cia mengerutkan keningnya, kemudian menatap lekat wajah tampan Aksa yang berada di sampingnya. "Mau ngapain?"
"Gue mau minta maaf sama bokap nyokap lo. Gue mau nebus semua kesalahan gue sama lo. Gue janji, gue bakalan selalu bahagiain lo, ngebuat lo jadi satu-satunya orang yang paling istimewa di hati gue, Ci," ucap Aksa. Tatapan matanya menandakan keseriusan, Cia bisa melihat itu dari sorot mata Aksa.
Cia pun mengangguk, lalu menyenderkan kepalanya di bahu Aksa. "Makasih, Aksa. Makasih buat semuanya."
°°°°°°
Saat bel pulang sekolah sudah berbunyi, Aksa langsung berjalan menuju tempat duduk Cia. "Ayo pulang, Ci."
"Loh, Cia, lo pulang bareng Aksa? Katanya semalem lo mau pulang bareng gue. Hari ini kan kita mau ke toko buku buat nemenin gue beli novel terbaru, lo gimana si?" ujar Andini seraya memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSAFA (End)
Teen FictionTentang cinta yang tak semestinya mendera hidup kita. -AKSAFA °°°°°° Perjodohan, satu kata yang amat sangat dibenci oleh Aksafa Daniel Adijaya. Hidupnya terasa dikekang dan tak ada jalan keluar untuk lari dari perjodohan tersebut. Rasa sayangnya seb...