10. Perbincangan 🌺

1.4K 229 0
                                    

Setelah makan malam yang nikmat itu mereka memilih berduduk santai di ruang keluarga sambil menikmati acara televisi yang menyajikan berita-berita terkini tentang kondisi Negara Indonesia.


"Ehemm" suara deheman Adhan membuat semua menoleh kepadanya.

"Adhan mau ngomong sesuatu yang penting sama kalian" ujarnya serius membuat mereka mengernyit heran karena tak biasanya Adhan akan membicarakan sesuatu yang serius di seluruh anggota keluarga.

"Ada apa han?" Tanya Achmed.

"Abi, Umi, Abang. Adhan ada niat serius sama seorang gadis" ujarnya membuat semua yang berada di dalam ruangan terkejut bukan main.

Seorang Adhan yang bahkan tak pernah melirik wanita apalagi membahas wanita kini ingin berbicara serius tentang wanita.

"Apa kamu serius nak?" Tanya Umi Rahma dengan wajah sendu pasalnya ia takut jika wanita pilihan Adhan ternyata bukan seperti yang ia inginkan. Apalagi dirinya ingin menjodohkan Adhan dengan Alesya.

Adhan mengangguk mantap dirinya sudah memikirkan ini selama dua hari lebih bahkan dirinya rela mengambil cuti hanya untuk memikirkan masalah ini.

"Alhamdulillah Ya Allah" seru Zulaikha dan Achmed bersamaan.

"Akhirnya kamu sudah menemukan pelengkap surgamu han" ujar Achmed sembari menepuk punggung Adhan. Adhan menggaruk tengkuknya yang tak gatal dirinya salah tingkah sendiri.

Abi Adam tersenyum melihat putra keduanya telah menemukan wanita pilihannya.

"Siapa dia?" Tanya Umi Rahma dengan wajah serius seperti ada raut wajah khawatir.

"Kalian semua kenal sama dia, dan Umi juga suka kok sama dia" jelasnya kemudian berlutut dihadapan Umi Rahma dengan tangannya memegang tangan Uminya.

"Siapa dia nak?"

"Dia Alesya Umi, wanita yang berhasil memenuhi kedudukan tertinggi nomor tiga di hati Adhan" jawabnya dengan nada lembut tapi matanya penuh dengan sirat keseriusan.

Umi Rahma yang mendengarnya pun tak kuasa menahan tangisnya dipeluknya Adhan dengan erat bahkan dirinya sudah terisak di pelukkan putranya. Betapa bahagianya dia mendapat jawaban dari Adhan betapa senangnya dia akhirnya keinginannya terwujud.

"Umi kok nangis, bukannya umi harus seneng dengar kabar ini"

"Umi seneng kok nak, ini adalah air mata kebahagiaan umi untukmu" ucap Umi Rahma masih dalam dekapan putra keduanya. Adhan mengelus lembut punggung uminya yang masih terisak.

"Kita akan datang kerumahnya lusa, persiapkan lah semua dengan matang. Abi akan menemani kamu kesana"

"Tidak! Kita semua harus kesana. Ya Allah hamba sudah tidak sabar menemui calon menantu hamba Ya Allah" seru Umi Rahma senang.

"Ada apa nih?" Tanya Aida yang baru datang dirinya memang tidak ikut nimbrung karena ada panggilan alam mendadak.

"Rahasia" jawab Adhan dengan nada mengejek.

"Yang nanya abang siapa sih?! Aku itu nanya sama Umi Abi abang Achmed bukan abang Adhan"

"Tapi jawaban yang kamu cari ada di gue" jawab Adhan dengan menaikkan sebelah alisnya.

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang