20. Malam Pertama? 🌺

2.2K 266 66
                                    

Hari telah berganti menjadi pagi, semua orang sibuk menyiapkan keperluan mereka untuk pulang kedaerah masing-masing. Alesyapun turut membantu Zulaikha untuk menyiapkan sarapan dan juga bekal untuk mereka bawa saat diperjalanan nanti.

"Sya, aku minta tolong ambilin selai coklat dilemari ?" Pinta Zulaikha.

Alesya menurut untuk mengambil selai coklat itu, namun niatnya terhenti karena melihat selai coklat yang terdapat dirak paling atas. Alesyapun berinisiatif menggunakan kursi sebagai topang kakinya, hampir saja tangannya ingin hendak mengambil selai itu namun dia merasakan badannya seakan melayang diudara. Alesya mengernyit heran, apakah dirinya punya kekuatan super untuk terbang?

"Jangan naik-naik nanti jatuh" tegur seseorang yang sudah Alesya tau siapa pemilik suara itu.

"Ihhhh, Lepasin" sentak Alesya berusaha memberontak.

Zulaikha yang mendengar suara Alesya menoleh dan terkejut dengan pemandangan dihadapannya, sungguh sangat lucu dan menggemaskan. Bagaimana tidak?! Gus Achmed dengan ringannya mengangkat Alesya seperti anak kecil yang ketahuan mengambil sesuatu.

"Lepasin gak!" Alesya masih saja terus memberontak. Gus Achmed akhirnya menurunkan Alesya dengan hati-hati, namun karena Alesya yang super aktif membuat Alesya tersungkur kelantai.

"Astaghfirullah, Al kamu gak papa" seru Zulaikha menghampiri Alesya.

Gus Achmed menghela nafasnya, sungguh melihat tingkah Alesya yang seperti enggan berdekatan dengannya membuat Gus Achmed pusing sendiri. Akhirnya Gus Achmed memutuskan keluar dari dapur daripada harus melihat istri keduanya yang selalu menatapnya tajam jika ia dekati.

Saat Zulaikha hendak membantu Alesya berdiri, ada sebuah uluran tangan yang menyodorkan sebuah jar kaca berisikan selai Coklat.

"Nih,,," ucap orang sosok itu.

Alesya mengambil dengan hati-hati takut jika mereka bersentuhan akan berakibat fatal untuk Alesya.

"Syukron..." Alesya menyerahkan selai itu kepada Zulaikha.

"Terimakasih Al, makasih juga yah, Han"

Gus Adhan berjalan keluar setelah urusannya mengambil air putih sudah selesai, Alesya melanjutkan aktivitasnya lagi menyiapkan hidangan di meja makan.

"MasyaAllah harum banget ini" puji Umi Rahma saat memasuki dapur.

"Alesya semua yang masak mi,"

"Ehh, gak gak Umi, Mbak juga bantuin aku kok mi,, ihh Mbak".

Zulaikha dan Umi Rahma tertawa secara bersamaan, Alesya ini terkadang sangat terlihat dewasa, tapi disisi lain juga Alesya bisa menunjukkan sisi kekanakannya.

"Sudah siap semua?" Sahut Gus Achmed yang tiba-tiba masuk lagi. Zulaikha mengangguk menanggapi pertanyaan suaminya.

Gus Achmed melirik kearah Alesya yang seperti sangat acuh padanya, sungguh melihat itu membuatnya sedih. Ternyata mendapatkan hati seorang Alesya itu seperti ingin mendapatkan tanda tangan artis, sungguh sulit. Tiba-tiba Gus Achmed mengingat kejadian tadi pagi saat Gus Achmed tersenyum kepada Alesya, bukannya membalas Alesya malah melayangkan tatapan tajam kepada Gus Achmed.

Gus Achmed mengelus dadanya, sepertinya dia harus menyetok kesabaran extra.

"Ba,,," lirih Zulaikha. Gus Achmed menoleh kearah istri pertamanya.

"Jangan dipikirkan, aku yakin pasti nanti Alesya akan membuka hatinya untukmu" ucap Zulaikha.

Gus Achmed tersenyum lembut kearah Zulaikha, dan lihatlah bukannya cemburu Alesya malah tersenyum tulus melihat kemesraan mereka berdua.

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang