Pov Ajeng.
Sudah satu bulan terakhir ini Ajeng bekerja disalah satu cafe di Malang dekat dengan tempat kampusnya. Ajeng melakukan ini semua karena tak ingin membebani Alesya kakaknya, Ajeng juga sadar yang ia lakukan ini bisa membuat kakaknya marah. Namun pikir Ajeng selagi tidak ada yang memberitahu pasti akan aman.
"Jeng,,,"
"Iya Kak,,," sahut Ajeng.
"Kamu ngapain disitu, awas kesambet loh.."
Ajeng menggaruk tengkuknya yang tak gatal, yah beberapa hari ini dirinya sering melamun karena memikirkan Alesya yang tak kunjung menghubunginya biasanya kakaknya itu tak akan melewatkan hari tanpa kabar.
"Ya sudah gih, masuk sana. Ditungguin bos,," bisik Sania pekerja tetap diCafe.
"Bos ada disini kak?"
"Ho'oh,, tadi pagi beliau datang. Buruan gih, bos kita itu gak suka karyawannya lelet"
Dengan cepat Ajeng membenarkan pakaiannya yang terlihat kusut dan tak lupa hijab yang ia kenakan.
Tok,,tok,,tok
"Masuk" ucap seseorang dari dalam.
"Permisi pak" sapa Ajeng ramah.
"Silahkan duduk" ucapnya mempersilahkan Ajeng duduk berhadapan dengannya.
Ajeng menurut, entah kenapa dirinya salah tingkah saat berhadapan dengan Bosnya. Ternyata yang dikatakan seniornya ada benarnya juga, bosnya ini sangat tampan dan terlihat berwibawa sekali.
"Nama kamu siapa?"
"...."
"Heii,,,"
Ajeng tersentak saat tangan bosnya melambai kearah wajahnya.
"Maaf pak,,,"
"Jangan sering melamun, gak baik untuk diri kamu"
"Iya pak"
"Semester berapa?"
"Satu pak"
"Hmmm,,,, umur?"
"19 tahun pak"
"Orang tua kamu sudah tau kalau kamu bekerja paruh waktu disini?"
Ajeng terdiam dirinya sama sekali tak berani menatap mata Bosnya, kalau ia berkata jujur takutnya akan dipecat, jika dirinya bohong maka urusannya akan lebih berbahaya lagi apalagi ini berhadapan dengan Sang Maha Tahu..
"Jika diam jawaban belum yah,,,"
"Maaf pak, saya bukannya tidak ingin memberitahukan orang tua saya. Tapi,,, saya hanya tidak ini membebani mereka pak" akhir Ajeng berkata jujur.
"Bagus,,, kamu lolos" puji Bosnya, tak lupa dengan senyum tipis sangat tipis tapi Ajeng tau bahwa bosnya sedang tersenyum kearahnya.
"Jadi saya gak dipecat pak?" Bosnya mengangguk.
Ajeng senang bukan main saat dirinya masih diperbolehkan bekerja disini.
"Terima kasih pak, terima kasih."
"Ambil ini,,, semoga berkah yah" ucap Bosnya sambil menyodorkan sebuah amplop putih yang isinya sudah pasti upahnya selama bekerja disini.
"Terimakasih pak, terima kasih" lagi dan lagi Ajeng mengucapkan beribu kata syukur.
"Kalau gitu saya permii,,,,,"
Dugh,,,
"Astaghfirullah hal'adzim" pekik Bosnya saat melihat Ajeng jatuh tersungkur kelantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]
Romance#1 Muslimstories #1 Al-Azhar #1 kakakberadik #12 Poligami #2 Poligami #2 Muslim NO COPAS❌ HASIL PEMIKIRAN SENDIRI TANPA CAMPUR TANGAN ORANG LAIN🙏 ~~~~ Alesya seorang gadis dengan sejuta kemisteriusannya, seorang gadis yang rela berkorban untuk menj...