51. Berpisah🥀

4K 379 80
                                    

Dengan senyuman mengembang dibalik cadarnya dapat dilihat bahwa wanita itu nampak sangat tenang, lega akan apa yang disaksikannya sekarang. Setelah berbulan-bulan ia memendam rasa sakit ini sendirian akhirnya, dirinya bisa melepaskan belenggu yang selama ini terikat dileher miliknya.

Alesya Mahfuz Hababba atau bisa dikenal Alesya Maharani wanita yang memiliki sejuta kemisteriusan, sejuta teka-teki bahkan oranglain tak bisa pecahkan.

Omar Achmed Tanveer Damaris seorang pria yang membuat para pria iri dengan dirinya, karena dialah satu-satunya pria yang bisa bersanding dengan seorang Alesya. Namun, bagimana bisa pria yang terkenal akan ke sholehannya bisa mencapakkan seorang Alesya demi wanita yang dengan tega menyelakakan nyawa orang lain. Bahkan hingga detik ini  Gus Achmed masih dengan gagah membela Wanitanya yang sudah jelas salah akan kelakuannya.

"Dengan ini, keputusan pengadilan menyatakan bahwa kedua saudara atau saudari Omar Achmed Tanveer Damaris dengan Alesya Mahfuz Hababba resmi bercerai secara agama dan negara."

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan palu membuat seseorang bersorak gembira tentunya hanya Karan seorang yang berani melakukan itu di pengadilan negeri ini.

"Lihat Nak, bunda kamu resmi bercerai dengan Abimu,,, sekarang giliran Ayah yang maju" ucap Karan yang mendapatkan geplakan maut dari Ajeng.

"Jangan macam-macam yah kamu" ancam Ajeng yang sayangnya membuat Karan gemas dan ingin melempar Ajeng keluar angkasa, namun niat itu ia kurungkan karena hari ini adalah hari bahagia untuknya.

Alesya dan Gus Achmed saling pandang,

"Al, maafkan aku. Maaf karena aku tidak bisa menjadi suamimu yang baik, dan Abi yang baik juga untuk Keenan...." Ujar Gus Achmed.

Alesya tersenyum lembut kearah Gus Achmed, dengan tatapan mata yang begitu teduh membuat Gus Achmed seketika teringat akan kenangan dulu bersama wanita yang telah berganti status menjadi mantan istrinya.

"Gus, memang aku marah padamu tapi bukan berarti aku tak bisa memaafkanmu. Aku ikhlas memaafkanmu, bagaimana pun juga kau adalah Ayah kandung dari anakku Aldebaran.

Gus, perlu kau ketahui sangat sulit berjuang sendirian disaat aku mengandung mereka. Tapi, aku ikhlas dan rhido mungkin Allah SWT. Lebih sayang dengan anakku Aslan dibandingkan dengan diriku ini,,, aku telah menemukan kebahagiaanku Gus, sekarang kau juga bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri,, mari kita sama-sama berdamai dengan masa lalu kita.."

Gus Achmed berkaca-kaca saat mendengar penuturan Alesya yang terdengar begitu tulus itu, menyesal? Yah keputusan paling bodoh bagi dirinya adalah menyia-nyiakan wanita yang sangat tulus menatap dan mencintainya. Tapi hari ini bahkan dengan sangat jelas Gus Achmed pandang tidak ada lagi cinta dimata Wanita dihadapannya ini.

"ACA" teriak Karan dengan wajah cemberut.

Alesya menoleh kearah Karan yang sedang menggendong Baby Al. Alesya sangat bersyukur dirinya bisa bertemu dengan Karan, pria yang selalu menemani bahkan disaat begini Karan selalu membantunya dalam mengurus Baby Al.

"Iya iya,,,"

"Gus, kalau begitu saya pamit duluan. Sampaikan salam saya untuk Ning Zulaikha"

"Tunggu!" Cegah Gus Achmed. Alesya menghentikan langkahnya dan berbalik pada Gus Achmed.

"Izinkan saya untuk menggendong Keenan untuk yang terakhir kali,,,"

Alesya tersentak, terakhir kali?

"Kenapa harus terakhir kali? Kau bisa menjenguknya kapan saja Gus,"

Gus Achmed tertawa lirih, dirinya sudah memutuskan untuk membawa Zulaikha pindah ke Kairo mereka akan memulai kehidupan mereka yang baru disana.

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang