47. dugaan Karan 🌷

2.6K 401 227
                                    

Semenjak kehilangan Alesya beberapa hari yang lalu, berbagai fakta telah terungkap seperti pelaku pemerkosaan Ajeng, bahkan kasus yang hampir 13 tahun ini terkubur seakan muncul kembali.

Karan selaku pemegang kedua kasus itu dibuat tercengang dengan terungkapnya masalah ini. Senang tentu saja, tapi rasa curiga Karan terhadap Alesya semakin besar. Apakah ini berhubungan dengan Alesya yang menghilang?

"Bagaimana bang?" Tanya Gus Adhan.

Karan mengetuk-ketuk kepalanya menggunakan pulpen ditangan kanannya, seperti memikirkan sesuatu.

"Gue bakal ke Surabaya"

"Apa hubungannya dengan Surabaya?"

Karan tak menjawab melainkan langsung mengambil jaket dan juga kunci mobil yang baru ia beli beberapa hari yang lalu, sebenarnya masih ada mobil dirumahnya hanya saja mobil itu sudah kuno baginya padahal mobil itu mobil keluaran terbaru tahun kemarin.

***

Zulaikha sudah pulang dari rumah sakit, tapi Zulaikha tidak pulang ke pesantren melainkan dirinya ikut pulang bersama Abah Burhan ke Surabaya dimana rumah mereka berada.

Semenjak kepulangan Zulaikha dari rumah sakit dirinya seperti orang yang sudah kehilangan kewarasannya. Saat ada sesuatu yang mengganggu telinga dan juga penglihatannya maka Zulaikha akan terus mengamuk.

Gus Achmed yang melihat kondisi istrinya tentu saja merasa iba, siapa orang yang berani melakukan hal keji seperti ini kepada istrinya.

"Achmed" panggil Abah Burhan menyadarkan lamunan Gus Achmed.

"Iya Bah"

"Ini semua adalah kelakuan dari mantan istrimu itu"

Gus Achmed yang mendengar itu tentu saja merasa ragu, pasalnya Alesya yang Gus Achmed kenal tidak mungkin melakukan hal seperti ini lagian Alesya adalah gadis kampung yang tidak mengetahui cara bermain licik seperti ini.

"Asal kau tau, dia pasti iri dengan Zulaikha yang telah hamil dan kau yang menceraikan dia secara sepihak"

"Bah, maafkan aku tapi, Alesya bukan orang yang seperti itu.. dia hanyalah gadis kampung biasa yang tak mengerti apa-apa" jelas Gus Achmed.

Brak

Abah Burhan menggebrak meja dihadapannya dengan tatapan tajam, "apakah kau meragukan instingku? Kemarin dia mendatangi kami dan memanahku, LIHAT INI LIHAT" Abah Burhan menunjukkan bekas panahan Alesya.

Gus Achmed tercengang, bagaimana bisa gadis selugu Alesya bisa melakukan hal sekeji ini? Mengapa?

"Aku akan menghampirinya Bah"

"Apa kau tau dimana keberadaannya?"

"Tidak! Tapi Adhan tau dimana dia" sahut Gus Achmed.

Saat Gus Achmed dan Abah Burhan sedang berbincang tiba-tiba saja Umi Badriah datang dengan sebuah amplop yang berlabelkan surat panggilan dari pengadilan.

Abah Burhan menerima amplop itu, jantung Abah Burhan berdetak kencang saat membaca isi surat panggilan itu yang menunjukkan tuntutan tentang kasus pembunuhan berencana.

"KURANG AJAR" teriak Abah Burhan

Tanpa pikir lagi Abah Burhan langsung menelpon anak buahnya, tanpa memperdulikan Gus Achmed yang sedang menatap bingung mertuanya.

Abah Burhan nampak sedang menelepon seseorang, namun suaranya tak dapat terdengar jelas oleh Gus Achmed karena Abah Burhan langsung menghindarinya.

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang