48. 🥀

2.8K 376 187
                                    

Alesya telah bersiap dengan baju gamis hitam miliknya, tak lupa juga dengan beberapa senjata seperti busur panah, pistol dan juga belati untuk berjaga-jaga. Sedangkan Karan sudah siap dengan pakaian lengkapnya, hari ini mereka akan pergi kemarkas dimana keberadaan Ayah Alesya berada.

Itu semua adalah hasil dari pelacakan yang dilakukan Alesya, Karan dibuat takjub dengan calon istrinya upss! Maksudnya oleh Alesya karena Alesya sangat mahir menyiapkan strategi dibandingkan dirinya. Hanya dalam waktu satu minggu Alesya bisa menuntaskan satu kasus.

"Ready,," kata Karan

Alesya mengacungkan jempolnya pada Karan.

Waktu menunjukkan pukul 11.01 pm, Karan sempat ragu dengan ide Alesya untuk memakai motor matic pasalnya jika menggunakan motor matic akan menghambat waktu mereka nantinya. Tapi Alesya tetap ngekeh pada pendiriannya, akhirnya Karan merogoh kocek lagi untuk membeli motor baru, padahal Alesya sudah mengatakan untuk meminjam motor Pakde doyo, tapi yah Sultan tetaplah sultan Karan tetap membelikan Alesya motor dengan alasan kandungan Alesya.

"Ca,,, plis nanti biar gue aja ok yang hadapin mereka lo tinggal diem aja sama bocil dalam perut lo oke" jelas Karan.

Alesya mengernyit tak suka, "om jangan remehin anak aku dong"

"Siapa yang ngeremehin sih? Gue cuma kasih tau Acaku, sayang"

Alesya membulatkan matanya sekilas Karan melihat mata bumil dihadapannya ini berbinar seperti suka akan panggilan sayangnya.

"K-kenapa??"

"Mmm,, gak tau? Aku seneng kalau om manggil aku sayang"

Degh,,,

Karan salah tingkah, kenapa jadi dirinya yang salting sih. Oke! Enyahkan rasa itu sekarang, karena masalah yang mereka hadapi ini akan mempertaruhkan nyawa mereka.

"Aca, tetep dibelakang om yah.. jangan kemana-mana" ujar Karan

Alesya mengangguk dan duduk dijok motor belakang, Karan membantu Alesya mengenakan helm full face. Setelah selesai Karan menancapkan gas menuju tempat tujuan mereka.

***

Butuh waktu lama untuk sampai kemarkas yang jauh dari kerumunan kota, karena letak markas ini berada di hutan yang jauh dari keramaian.

Markas yang dimaksud Alesya ternyata sebuah rumah yang seperti tak terpakai itu, didepan markas itu ternyata ada dua penjaga yang kelihatan dari badannya tinggi besar serta otot tangan mereka yang kekar.

"Jadi ini markasnya" bisik Karan.

"Iya, paman sengaja membuat rumah disini sebelum merencanakan pembunuhan itu"

"Maksud kamu?"

"Nanti om bakalan tau sendiri,,, nah untuk masuk kesitu kita harus lewat pintu depan,, soalnya dipintu belakang disana sudah di blok sama paman"

"Blok?"

"Heeh,, soalnya dulu aku pernah kabur lewat pintu itu jadi paman menyuruh anak buahnya untuk menutup pintu itu dan semua jendela"

"Jadi gimana rencana kamu?"

Alesya tersenyum penuh arti, membuat Karan menatap Alesya bingung.

Jleb

"ARGGGHHHH" teriak salah satu anak buah pamannya saat terkena panah

"SIALAN SIAPA ITU?"

Jleb

"Aargghhh, Bangsat keluar lo njing"

Panahan Alesya tepat sasaran semua akhirnya mereka berhasil melumpuhkan anak buah pamannya.

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang