Tak terasa ternyata usia pernikahan Gus Achmed dan juga Alesya telah menginjak usia 4 bulan dan seperti biasa Alesya selalu menyempatkan waktu setiap bulannya akan menjenguk kedua orang tuanya.
Gus Achmed selalu memberikan izin kepada Alesya untuk menginap dirumah orang tuanya.
"Bagaimana keadaanmu, Ca?" Tanya ibu sambil melipati pakaian bersama Alesya.
"Alhamdulillah baik buk, lagian ibu sudah berapa kali nanya ke Caca kayak gitu terus,,,"
"Yah kan ibu khawatir sama kamu nduk"
"Gimana anak-anak di pesantren? Mereka gak jahilin kamu kan nak?" Tanya ibu. Alesya menggelengkan kepalanya.
"Ibu,,, dengerin Caca mana ada santri yang berani sama Caca, lagian nih bu. Mereka malah segan dengan Caca buktinya setiap Caca jalan mereka selalu menyapa ada juga yang salim, mereka ramah-ramah semua kok, buk".
"Benerkan itu nduk?" Ucap Ibu memastikan.
Alesya hanya mengangguk sambil tersenyum, nyatanya yang ia ucapkan semua itu adalah kebohongan dimana semua cerita yang ia jelaskan kepada Ibu adalah kebalikan.
Jangankan menyapa, Alesya selalu mendapat tatapan tajam bahkan tak segan-segan mereka akan menceritakan keburukan Alesya yang nyatanya bukan fakta.
"Ibu gak perlu khawatir sama Caca, anak ibu ini kuat dan gak ada yang berani macam-macam."
"Gimana gak khawatir nduk, setiap hari ibu selalu mendengar orang-orang menjelekkan putri ibu,, ibu gak bisa begini nduk,, hati ibu sakit melihat putri ibu di cerita sana sini yang nyatanya bukan itu kenyataannya,,," tangis ibu pecah saat menceritakan hal itu..
Alesya sedih, hatinya teramat sakit saat mendengar cerita ibu, yah begitulah manusia hanya melihat apa yang mereka liat tanpa tau sebabnya.
"Buk, putrimu ini kuat masalah begitu aja bagi Caca cuman angin lewat. Ibu,,, biarkanlah mereka berbicara sesuai apa yang mereka lihat. Mereka tidak akan pernah merasakan apa yang Caca rasa sebelum mereka benar-benar ada diposisi Caca sekarang,,, ibu gak perlu khawatir lagi yah"
"Tapi,,,,"
"Ssstt, sudah ibu gak perlu khawatir. Sekarang udah malem besok lanjutin lagi lipatnya, Caca juga sudah ngantuk ibu juga belum istirahatkan,,," Ibu mengangguk kemudian berjalan kearah kamar dipapah oleh Alesya.
Setelah mengantar ibu kekamarnya Alesya pergi menuju kamarnya. Kamarnya bersih dan wangi sepertinya ibu setiap hari selalu membersihkan kamar ini. Sesampainya di kamar Alesya tak mampu lagi menahan isak tangisnya.
Tangisnya pecah, dadanya berdenyut nyeri lagi dan lagi Alesya selalu menutupi kesedihannya seorang diri. Dia tak ingin orang mengetahui kelemahannya, biarkanlah ia sendiri yang merasakan orang lain jangan.
Tetesan demi tetesan air mata menjatuhi pipinya, "Ya Allah, kuatkan hambamu ini Ya Allah. TanpaMu hamba tidak akan mungkin kuat berjalan di atas bumiMu ini."
"Gus,,," lirih Alesya disela tangisnya, entah kenapa disaat begini ia menjadi mengingat suaminya.
Ternyata Alesya sudah sangat mencintai suaminya, Alesya sangat ingin suaminya berada disampingnya sekarang memeluk dan memberinya motivasi. Tapi sayang, suaminya tak pernah menemaninya bermalam dirumah orangtuanya selalu saja beralasan bahwa Zulaikha tak bisa ditinggal sendiri dirumah. Alesya kadang berpikir ingin egois dan juga ingin mendapatkan perhatian suaminya secara terang-terangan tanpa bersembunyi lagi.
Apakah mencintai seseorang itu salah? Yah bagi Alesya kesalahan terbesar yang pernah ia lakukan adalah mencintai suami orang dan menjadi orang ketiga dihubungan mereka, makanya sebisa mungkin Alesya selalu menjaga jarak dari Gus Achmed. Biarlah orang menganggapnya apa, toh Alesya juga tidak menginginkan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]
Romance#1 Muslimstories #1 Al-Azhar #1 kakakberadik #12 Poligami #2 Poligami #2 Muslim NO COPAS❌ HASIL PEMIKIRAN SENDIRI TANPA CAMPUR TANGAN ORANG LAIN🙏 ~~~~ Alesya seorang gadis dengan sejuta kemisteriusannya, seorang gadis yang rela berkorban untuk menj...