37. Slibauww? 🌹

1.9K 295 106
                                    

Kau memang nyata, kau telah menjadi milikku. Tapi mengapa kau seakan hanya fantasi dan sangat susah untuk digapai. Sesulit itukah untuk meyakinkan kau bahwa aku ini mencintaimu,,,

~~~~~

Jakarta, 22 Desember

Lelah! satu kata yang terlintas diotak Alesya, seharian menghabiskan waktu dalam perjalanan menuju Jakarta dimana tempat tinggal mertuanya berada. Sendiri? Tentu saja bersama suami dan juga istri pertama suaminya.

Dalam perjalanan tak ada kata terucap dari bibir Alesya, diam membisu seakan dirinya seakan bisu. Dirinya merasa acuh, toh keduanya pun tak mengajak Alesya berbicara kecuali saat mengajak Alesya untuk ke Jakarta.

Mobil sedan yang mereka kendarai memasuki perkarangan rumah mewah, sangat megah dan indah. Alesya sudah tak kaget lagi, selama dirinya menjadi istri dari seorang Gus yang sudah berganti gelar Kyai ini, Alesya merasa melihat rumah besar itu nampak sangat biasa saja. Ternyata hidup bergelimang harta itu membosankan juga, tak ada sama sekali tantangan kehidupan didalamnya.

"Ayok, kita turun,,," ajak Gus Achmed.

"Ramai juga yah, Ba" sahut Zulaikha.

Alesya memutar bola matanya malas, mereka ini bodoh atau bagaimana?! Sudah tau acara keluarga sedangkan keluarga mereka bukan hanya satu dua orang melainkan belasan yah tentu saja ramai.

"ASYA" Teriak Aida berlarian menuju Alesya. Alesya merentangkan tangannya menyambut pelukan Aida.

"Kyaaaaa, kangen banget. Gimana kabar kamu? Baikkan?! Gak ada yang nyakitin kamu kan?" Pertanyaan beruntun Aida berhasil menyinggung Gus Achmed.

"Baik, kalau kamu gimana? Sudah diterima dirumah sakit mana?" Tanya Alesya antusias.

"Aku diterima di rumah sakit yang ada di magetan,,,"

"Heeeiii, kok malah ngobrol masuk dulu atuh" ujar Umi Rahma ikut nimbrung.

"Umi,,," Alesya mencium punggung tangan mertuanya.

"Ayok masuk, Kha ayok sayang" ajak Umi Rahma.

Saat masuk dan melihat pemandangan keluarga besar Gus Achmed dan juga Zulaikha tangan Alesya gemetar, seakan ada trauma yang menyelimuti hatinya.

"Asya?!"

Wajah Alesya nampak sangat pucat bahkan buku-buku tangannya memutih, keringat dingin mulai bercucuran membasahi dahinya.

"Sya, kamu kok pucet banget?"

Alesya menggeleng lemah, pusing ,tiba-tiba Alesya merasa mual.

"Aku mau kekamar mandi dulu, Da. Bolehkan?"

"Aku anter yah?"

"Gak usah, aku bisa sendiri kok"

Kemudian Alesya berjalan menuju kamar mandi dikamar tamu, entah kenapa Alesya merasa gugup sampai rasanya dirinya susah bernafas.

Kreekk,,

Bunyi pintu kamar mengalihkan pandangan Alesya, dilihatnya sosok wanita yang sudah tak lagi muda itu membuat Alesya tersenyum getir. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah Alesya menikah dengan Gus Achmed.

"Nenek" lirih Alesya.

Nenek Maryam mendekati Alesya tak ada ekspresi terpancar dari wajah itu, Alesya takut kesan pertama mereka seperti saat dirinya bertemu dengan keluarga Zulaikha.

Alesya memejamkan matanya saat tangan nenek mulai mendekati dirinya.

Grep

Alesya membuka matanya saat merasakan dekapan lembut dari nenek, rasa hangat menjalar keseluruh badannya. Air mata Alesya turun begitu saja, entah perasaan tak asing ini muncul lagi.

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang