12. Masalah??🌺

1.4K 220 4
                                    

Takdir yang menuntunku bertemu denganmu menjadi pelengkap surgamu adalah sebuah anugerah terindah untukku.
~Alesya Maharani~

🔅🔅🔅

"Assalamualaikum,,,,, Ya Allah bapak ibuk" Alesya menghampiri ibuk dan bapak yang tergeletak di lantai dengan sudut bibir yang berdarah.

"Nak, sebaiknya kamu jangan tinggal di desa ini,, bapak mohon sebaiknya kamu pergi saja dari sini nak"

"Memangnya ada apa ini pak, buk? Tolong jelasin sama caca"

Alesya memandangi keduanya meminta penjelasan sedetail mungkin, ada apa ini? Kenapa tiba tiba bapak menyuruhnya untuk pergi dari sini?!

Ibuk menangis tak mampu membendung air matanya lagi, seperti luka yang begitu dalam menggores hatinya dari tatapan ibuk Alesya dengan sangat jelas dapat membaca situasi disini.

"Apa Pak Katno mengancam bapak lagi?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir ranum Alesya yang tertutup cadar.

Bapak dan ibu tersentak, karena tak tau harus menjawab pertanyaan Alesya? Segurat wajah sedih terpampang nyata di wajah mereka yang penuh dengan kerutan. Alesya tersenyum dibalik cadarnya, dengan sekuat tenaga Alesya mencoba menahan segudang air mata yang akan lolos menerjang bulu lentiknya.

"Alesya siap pak, jika memang itu jalan yang terbaik,,,"

"TIDAK!!"

"Dengarkan bapak nak, dia itu sudah aki aki sudah gak pantas untuk menikah lagi. Kamu mau di jadikan istri kelimanya,,, Ya Allah nak demi Allah bapak tidak akan pernah rela,, walaupun nyawa bapak yang menjadi taruhannya demi kamu Ca, demi kamu bapak rela berkorban,,,,"

Badan Alesya bergetar kalau boleh jujur, Alesyapun tak ingin menikah dengan si tua bangka yang sangat kikir dan pelit apalagi Pak Katno sudah memiliki istri empat. Tapi, mau bagaimana lagi Alesya sama sekali tak memiliki uang untuk membayar sejumlah utang yang tak seberapa tapi bunganya yang berlipat ganda seiring berjalannya waktu. Matanya mulai berair, terasa begitu panas saat buliran bening membasahi pipinya.

"Hiks,,,hiks,, lalu darimana kita mau dapat uang untuk membayar utang kita pak,, hiks hiks" ujar Alesya di sela isak tangisnya.

Bapak memeluk Alesya dengan erat, walaupun Alesya bukan darah dagingnya tapi dirinya sudah menganggap Alesya adalah anak, Putri kecil yang selalu ia banggakan. Begitu sangat ia menyayangi Alesya seperti anak kandungnya sendiri.

"Pasti ada jalan keluarnya nak, bapak yakin itu. Ingat Allah tidak pernah tidur Ca,, ini hanyalah ujian yang Allah berikan pada keluarga kita,,"

"Benar apa yang dikatakan bapakmu ca, sebaiknya jangan gegabah ambil keputusan nak,,, kita berdoa saja semoga ada jalan keluarnya".

Alesya mengangguk lemah, dirinya sudah tak memiliki tenaga lagi. Ujian apalagi ini?! Kenapa begitu berat sekali,,,,,

*Ya Allah, jika memang engkau memberikan ujian kepada hambaMu karena Engkau percaya bahwa hambaMu ini mampu melewatinya,,, maka hamba ucapkan Basmallah di setiap langkahku Ya Allah*

TAKDIR MENUNTUNKU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang