part 5

27.9K 4.5K 1.1K
                                    

Selamat membaca

***

Vlora berdiri menyender di tembok dengan tangan bersekedap dada. Tempatnya berdiri memang minim pencahayaan. Suasana di sekitarnya juga sangat ramai. Tentu saja, dia tengah berada di cafe yang juga mengadakan live musik. Di sampingnya ada Mika yang tengah menyorot tajam ke satu titik. Ya, Vlora memang hanya menemani Mika untuk melabrak Galen, pacar perempuan itu.

"G-gue harus gimana Vlo?" Mika berujar dengan suara yang menahan tangis.

Vlora menekan topinya dengan bibir yang tersenyum miring. "Labrak, tampar, siram atau perlu buat sekarat sekalian."

Mika menggeleng tidak yakin. Untuk menyakiti Galen rasanya sangat tidak mungkin. "Gue gak bisa nyakitin dia Vlo."

Vlora terkekeh sinis. Ini yang paling  tidak dia suka dari Mika. "Dia juga nyakitin Lo. Jangan lemah jadi cewek. Lo boleh cinta, tapi jangan ikut goblok juga."

"Tapi Vlo, dua tah--"

"Apa? dua tahun gak gampang maksud lo gitu? dua tahun itu gak berguna kalo dia selingkuh di belakang Lo!" Vlora menatap tajam dengan tangan mencengkram bahu Mika.

"Lo gak ngerti jadi gue, makannya ngomong kayak gitu. Coba lo yang ada di posisi gue." Balas Mika dengan mata berkaca-kaca.

Vlora meludah jijik. "Kalo gue di posisi lo, mungkin udah gue bakar tu cowok. Gue anti sama penghianat." Ucap Vlora.

Mika membuang muka saat mendengar ucapan Vlora. "Psikopat gila." Lirihnya.

"Gimana? lo mau mejeng di sini aja liatin mereka? Nunggu hati lo makin hancur gitu? Jangan gila lo. Mending gue balik aja." Ujar Vlora. "Lo gak mau di anggap lemah kan? cepet labrak mereka, gue temenin." Lanjut Vlora membuat Mika terdiam cukup lama.

Hal yang tidak terduga oleh Vlora, ternyata Mika mengangguk dengan sorot mata penuh dendam. Mereka langsung menghampiri Orang-Orang yang tengah berkerumun menyaksikan sesuatu.

Di sana berdiri Galen, kekasih Mika yang sudah dua tahun lamanya tengah memegang kedua tangan seorang perempuan di depan semua orang. Alunan lagu romantis mendukung suasana di antara keduanya terlihat lebih harmonis.

"El, gue udah lama sayang banget sama lo. Lo mau kan jad--"

Byur!

Ucapan Galen terhenti karena ada seseorang yang menyiram wajahnya dengan cofe. Belum sampai di situ, dia mendapatkan tamparan keras di pipi kanannya. Suasana kafe langsung berubah hening. Bahkan alunan musik juga berhenti karena kejadian tak terduga itu. Niatnya ingin romantis, malah menjadi tontonan miris.

"Lo cowok terbangsat yang pernah ada di dalam hidup gue, Galen." Ucap Mika menatap Galen dengan sorot kecewa.

Galen menyapu pandangannya ke sekitar, sial! dia tidak pernah merasa semalu ini. Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar. Dia menatap Mika tanpa ekspresi. "Lo gak usah ikut campur urusan gue lagi."

"Lo masih pacar gue. Jangan seenaknya." Balas Mika.

"Gue udah gak ada rasa sama lo, mending kita putus aja." Ucap Galen membuat Mika terdiam.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang