Part 42

10K 1.5K 148
                                    

Iring-iringan motor mereka tampak memenuhi jalan raya. Ada puluhan orang yang bergabung dalam barisan tersebut, dengan jenis kelamin semuanya Laki-laki.

Renaga yang menjadi pemimpin mereka berada di barisan paling depan. Melihat ada polisi yang hendak menangkap mereka, dia segera mengangkat jari tangannya ke udara membentuk angka Nol. Mereka yang mengerti tentang Kode itu langsung berpencar ke berbagai arah.

Kini Renaga melaju dengan cepat di ikuti oleh 10 motor di belakangnya.

Setelah tiba di lokasi, dia langsung turun dari motornya. Tempat tersebut adalah Jalan lama yang sudah tidak terpakai lagi, tepatnya di bawah kolong jembatan.

"Wow! Suatu keajaiban buat gue bisa liat Lo lagi," ucap Sultan, pemimpin sekolah sebelah.

Dengan luka bergaris di dekat matanya membuat Laki-laki itu bertambah sangar.

"Lepasin orang ya lo sandera," ucap Renaga.

"Lawan gue dulu," ucap Sultan menantang.

"Serius, Lo cuma bawa orang segitu? Emang Lo mampu? Apa sekolah Lo udah gaada orang lagi?" lanjut Laki-laki seraya tertawa kecil.

"Liat pasukan gue ya--"

Bugh!

Sebelum menyelesaikan ucapannya, Sultan lebih dulu tersungkur dengan ujung bibir yang sedikit mengeluarkan darah.

"Cowok gak banyak omong," ucap Renaga sebelum akhirnya menyerang kembali Laki-laki itu dengan Pukulannya.

"Shhh sialan!" umpat Sultan seraya menyentuh bibirnya.

Tidak mau harga dirinya jatuh, dia melawan Renaga di bantu oleh teman-temannya.

Akhirnya setelah kejadian tersebut, pasukan Renaga juga ikut turun melawan Mereka.

Pertarungan tersebut sangat tidak seimbang, dengan Pasukan Renaga yang berjumlah 20 orang, lalu pasukan sekolah lain yang sangat banyak. Sepertinya mereka sudah mempersiapkan dengan sangat matang di pertempuran ini.

Beberapa detik kemudian datang pasukan Renaga yang sebelumnya berpencar di jalanan. Mereka segera turun membantu teman-temannya yang lain.

Ada juga Tuhap dan yang lainnya ikut bergabung. Mantan Panglima BSC itu begitu menikmati permainannya. Sudah lama sekali dia tidak ikut turun ke jalanan.

Tuhap sudah banyak menguasai trik tawuran dari pengalamannya. Orang-orang banyak mengenalnya karena dia tidak pernah cedera sama sekali selama tawuran.

"Gue kaget Lo ikut," ucap Kevin dengan napas berat.

"Sekarang gue bagian dari anak Bina Nusantara," ucap Tuhap.

"Iya juga sih," jawab Kevin.

Sultan sudah tampak kewalahan di tempatnya. Bahkan di terkejut saat ada Tuhap serta kawan-kawannya yang turut membantu mereka.

"Mereka curang, bubarin pasukan kita," ucap Sultan kepada temannya.

Jelas mereka Curang karena meminta bantuan Panglima STM BSC untuk pertarungan kali ini, itu pikir Sultan.

"Bubar woy! Bubar!"

Sebelum Sultan melarikan diri, Renaga segera mencekal kerah baju belakang Laki-laki itu.

"Lepasin anak dari sekolahan gue."

"Udah gue lepasin sebelum tawuran," balas Sultan.

Renaga menatap Sultan tajam.

"Kalau gue bohong, Lo bisa bunuh gue sekarang juga," ucap Sultan.

Laki-laki itu mendorong Sultan ke tanah. "Gue pegang omongan lo."

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang