Part 29

17.6K 2.4K 475
                                    

Vote, komen, follow guys✨

Selamat membaca☆

***

Renaga menghantam samsak di depannya dengan membabi buta. Keringat sebesar biji jagung keluar dari pelipis sampai ke dagunya. Mungkin Sudah sekitar 30 menit laki-laki itu sibuk dengan kegiatannya.

Jika di lihat lagi, kepalan tangannya semakin menguat dari waktu ke waktu. Entah emosi seperti apa yang di rasakan Renaga saat ini. Yang pasti, semuanya di salurkan nya melalui pukulan itu.

Di ruangan tersebut tidak ada barang sama sekali kecuali samsak tinju yang berada di tengah-tengah ruangan. Untuk penerangan juga sangat minim. Mungkin laki-laki itu hanya menyalakan lampu kecil saja yang bahkan tidak bisa menerangi tempat itu secara menyeluruh.

Bugh!

Samsak itu sudah tergeletak di bawah lantai karena pukulan terakhir dari laki-laki itu. Dari awal sampai akhir, bahkan Renaga tidak menunjukkan emosi sama sekali. Setelah puas dengan semuanya, dia keluar ruangan dengan pakaian yang sudah basah oleh keringat.

Renaga melewati pilar-pilar yang tingginya sekitar 10 meteran. Banyak ukiran-ukiran klasik yang memperindah tampilan di sekitarnya. Setelah tiba di depan pintu berwarna hitam, dia segera mendorong pintu tersebut agar terbuka.

Terpampang lah mansion yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Suasana di sekitarnya juga sangat sepi. Hanya ada orang-orang berpakaian hitam saja berdiri seperti patung. Bahkan maid saja tidak ada yang berlalu lalang di jam seperti ini. Padahal hari juga masih tergolong masih siang.

Bukan tanpa alasan hal tersebut terjadi. Karena sebelumnya Elena sudah memerintahkan semua maid di mansion agar pekerjaan harus selesai di jam 8 pagi, kecuali para bodyguard yang berjaga di setiap penjuru mansion.

Saat Renaga melewati orang-orang berpakaian hitam itu, semuanya langsung menunduk sopan.  Mereka semua begitu menghormati Renaga. Karena dulu pernah ada kejadian dimana laki-laki itu menyiksa orang yang tidak menghormatinya.

Setelah sampai di kamar, dia membuka singlet yang menutupi sebagian tubuhnya. Lalu berbaring di atas sofa dengan handphone yang sudah berada di tangannya.

"Vlora.." gumamnya seraya menatap foto seorang Gadis cantik yang berada di layar handphonenya.

"Lo gak tau hal apa yang lagi di hadepin orang tua Lo sekarang," ucapnya.

"Bahkan orang tua gue aja sampe turun tangan langsung," gumamnya semakin kecil.

Laki-laki itu menghela nafas secara kasar, lalu bangkit dari sofa untuk pergi ke kamar mandi. Tapi tiba-tiba pergerakannya berhenti karena ada panggilan masuk dari handphonenya.

"Woy! Lo kesini anjing! Ini temen Lo udah mau sakaratul maut di jalan," ucap seseorang di sebrang sana.

"Siapa?" tanya Renaga.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang