part 48

11.4K 874 239
                                    

"Gue duluan," ucap Eliza.

Vlora hanya terdiam menatap kepergian Eliza. Gadis pertama yang menjadi musuhnya setelah dia menempati tubuhnya ini.

Eliza begitu berbeda dari biasanya. Bahkan caranya berbicara juga seperti bukan karakternya sama sekali.

"Gausah di pikirin," ucap Renaga seraya merangkul pundak Vlora.

Vlora mengangguk setuju. Untuk apa juga dia memikirkan Eliza. Kalau Gadis itu sudah berubah, tentu itu adalah hal yang bagus.

Setelah sampai di kelas. Mereka meletakkan tasnya masing-masing di meja yang sama.

Tidak lama setelahnya, Guru Fisika yang akan mengajar mereka pagi ini tiba di kelas.

Menit demi menit mereka semua lewati dengan tenang. Berhubung ujian sekolah tidak lama lagi, mereka harus belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai terbaik.

Vlora segera membereskan alat tulisnya setelah bel istirahat sudah berbunyi. Suara Mika juga sudah terdengar dari 1 menit yang lalu di luar kelasnya.

"Lo mau ke kantin gak?" tanya Vlora.

Renaga yang tengah memperhatikannya kegiatan Vlora dari tadi langsung berdiri dari duduknya. "Ayo."

"Lo kenapa sih dari tadi liatin gue Mulu," ucap Gadis itu sebal. Tak ayal dia juga berjalan keluar beriringan bersama Laki-laki itu.

"Gapapa," jawab Renaga.

Vlora meliriknya kesal. "Jawaban Gapapa bukan yang gue mau."

"Ya karena gue suka."

"Suka apa nih hayooo?!" ujar Mika yang tiba-tiba muncul di depan mereka.

Sekarang, Mika juga tidak segan lagi kepada Renaga. Mungkin karena dia bersama Vlora, jadi untuk berhadapan dengan Laki-laki itu dia tidak sekaku dulu.

Padahal Renaga tidak pernah melakukan apapun kepadanya, tapi dia entah kenapa selalu merasa terintimidasi.

"Ayo Mik," ucap Vlora seraya merangkul pundak Mika.

Secepat kilat Mika melupakan pertanyaan tadi. Dia dengan semangat berjalan beriringan bersama Vlora, meninggalkan Renaga di belakang sana  yang tampak menghela nafas panjang.

"Vlo, Lo tau si Valencia di tangkap Polisi gak?" tanya Mika antusias.

"Tau, kenapa emang?"

"Ih sumpah dia jahat banget ternyata ya. Gue juga gak nyangka kakaknya itu yang sempat balapan sama Lo di sirkuit Waktu itu."

"Oh ya?"

Mika memang tidak tahu kalau dirinya yang membongkar semua kebusukan keluarga itu. Hanya Renaga, Arthur serta Aaron saja yang mengetahuinya.

"Kok ada ya yang tega sama anak sendiri begitu? Gue kira cuman di drama-drama tv aja yang kayak gitu," gerutu Mika.

"Ada lah Mik, bahkan banyak."

"Woy sini!" teriak Kevin yang juga bersama Melvin.

Vlora bergabung duduk bersama mereka. Sedangkan Mika langsung pergi untuk memesan makanan.

"Si Bos kemana Vlo?" tanya Melvin.

Vlora langsung menatap ke arah belakang punggungnya. "Lah? tadi di belakang gue kok."

"Coba telpon," ucap Kevin.

"Tuh dia dateng," ucap Melvin seraya menggerakkan dagunya ke arah Pintu.

Renaga berjalan seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Banyak sekali siswi yang mencuri-curi pandang ke arahnya. Mungkin karena takut dan segan, mereka memilih tidak mendekat secara langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang