Part 18

24.7K 4K 432
                                    

SERIUS NANYA!
JUDULNYA AKU GANTI. MENDING SAVAGE APA SECOND LIFE?
BUTUH PENDAPAT SECEPATNYA.

VOTE KOMEN FOLLOW YA BESTIEEE

VOTE KOMEN FOLLOW YA BESTIEEE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca

***

Vlora membuka gorden jendelanya, membiarkan cahaya bulan yang menerobos masuk.

Tidak lama setelahnya, datang Burung Elang besar dengan warna putih dan hitam hinggap dibalkon kamarnya. Kakinya yang keras mencengkram besi balkon erat. Panjang sayapnya berkisar antara 3 meter. Matanya yang tajam menatap Vlora lama. Apollo itulah namanya.

Vlora membuka pintu balkonnya yang terbuat dari kaca. Dia melangkah mendekati Elang itu. "Kau merindukanku?" tanya Gadis itu seraya mengulurkan tangannya.

Seakan mengerti maksud Vlora. Apollo langsung menundukkan kepalanya lebih rendah.

Vlora menepuk kepala Apollo pelan membuat Elang itu berteriak nyaring. "Kwaikk kwaikkk!"

Gadis itu meringis merasakan telinganya berdengung. Elang itu bahkan lebih tinggi darinya. "Kau kembali ketempatmu. Kalau ada yang mencurigakan, segera berteriak!" perintah Vlora tegas.

"Kwaik!" teriak Apollo seraya mengepakkan sayapnya menjauhi Vlora.

Apollo adalah hadiah dari Arthur 1 tahun yang lalu. Elang itu Vlora tugaskan untuk memantau keadaan disekitarnya. Bukan sekali dua kali Apollo melihat orang mencurigakan yang akan menyusup kedalam kamar Vlora. Dia segera menyerangnya atau bahkan berteriak nyaring memberitahu tuannya.

Vlora kembali kedalam kamar setelah menutup pintu balkon dengan rapat. Dia membuka room chat di ponselnya. Banyak pesan yang belum dia balas. Bahkan ada yang sudah Berbulan-bulan.

"Ngapain nih bocah," ucap Vlora. Dia langsung membuka chat dari sahabatnya saat di STM dulu.

Wajit akmal
Bro, gue tunggu lo di dekaze cafe!

Vlora memilih tidak membalasnya. Dia mematikan ponselnya kemudian berjalan kearah kamar mandi.

Setelah siap dengan penampilannya. Gadis itu mengenakan topi lalu berjalan keluar kamar. Dia masuk kedalam lift dan menekan angka 1.

Tiba dilantai bawah. Vlora menyapu pandangannya keseluruhan mansion. Tidak ada yang menarik. Selain para bodyguard dan pelayan yang berlalu lalang.

Seorang wanita paruh baya datang menghampiri Vlora. "Selamat malam nona. Makan malam sudah siap," ucap Bi Ina.

Gadis itu menghentikan langkahnya. "Saya makan diluar," ucapnya dengan mata melirik meja makan dengan tatapan datar.

Bi Ina mengangguk mengerti. "Baik nona."

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang