part 23

23.9K 4.4K 839
                                    

Vote komen follow ya gaes ya 🙂

✧✧✧

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

***

"Kenapa kak?" tanya Shannon melihat wajah masam Vlora.

"Gak," jawab Vlora. Dia mengalihkan pandangannya memilih menatap hujan yang semakin deras.

Andai ini di zamannya dulu. Mungkin disaat seperti ini, dia tengah menaiki mobil terbang. Tidak perlu berteduh seperti sekarang. Tidak perlu khawatir juga harus tersambar petir. Karena di abad itu, semuanya sudah semakin canggih.

Vlora sudah terlanjur ketergantungan saat berada di zamannya. Bohong kalau dia tidak merindukan suasana disana. Meskipun mengerikan, tapi dia sudah terbiasa.

Sebenarnya apa rencana Tuhan membawanya kesini? Apapun itu, kalau bertujuan untuknya membuatnya menderita, dia lebih memilih mati.

"Vlora," panggil Renaga saat melihat gadis itu hanya melamun dengan tatapan kosong.

"Apa?" balas Vlora tidak sama sekali mengalihkan pandangannya.

"Hujannya udah berhenti kak," ucap Shannon.

Vlora tersadar dari lamunannya. Benar saja, ternyata hujan sudah mulai mereda. Dia terlalu larut dalam kenangannya sampai tidak menyadari sekitar.

Tanpa pikir panjang, Vlora langsung berjalan dengan cepat menuju motornya. Dia melesat meninggalkan Renaga dan Shannon yang tengah kebingungan.

"Dia siapa kak?" tanya Shannon.

"Vlora," jawab Renaga seraya menatap punggung perempuan itu yang mulai menghilang.

***

Dibawah langit yang berwarna oranye. Vlora terus melajukan motornya dengan pikiran kosong. Hidupnya terasa semakin hampa saat berada di zaman ini. Dia belum menemukan kebahagiaannya.

Gadis itu menghentikan motornya didepan rumah yang terhalang gerbang tinggi. Pak satpam yang berjaga disana langsung membukakan gerbang untuk mempersilahkannya masuk.

"Nona Vlo," sapa pak satpan ramah.

Vlora mengangguk dibalik helmnya. Dia memarkirkan motornya dengan sembarang. Kemudian berjalan menaiki tangga agar sampai dipintu utama.

"Mika!" teriak Vlora seraya memencet bel didekat pintu.

Karena tidak ada jawaban, dia langsung menerobos masuk. Tapi apa yang dilihatnya sekarang, tidak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya.

Disana berdiri Galen yang berhadapan dengan Mika. Tangan Laki-Laki menunjuk wajah Mika dengan marah.

"Lo gak tau malu! kita udah selesai Mika, ngapain lo masih Ngejar-Ngejar gue!" bentak Galen.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang