Part 12

25.8K 4.1K 1.5K
                                    

Vote komen follow GUYSS🤍

Selamat membaca!

***

"Gal, cewek lo telepon!" teriak Kenzo yang berada di ruang tamu.

Sekarang mereka tengah berada di apartemen milik Melvin. Tempat itu adalah tempat perkumpulan mereka selain markas besar Latvez.

Galen yang berada di kamar mandi tidak mendengarkan teriakan Kenzo.

"Gak denger dia," kata Rayen.

"Angkat aja sih, berisik," kata Melvin. Laki-Laki itu kembali sibuk dengan game di ponselnya.

Berbeda dengan Renaga yang sudah memejamkan matanya dari satu jam yang lalu.

"Udah mati," balas Kenzo yang sudah memegang ponsel Galen.

Ting!

Kenzo kembali melihat ponsel itu. Karena rasa penasarannya sangat tinggi. Dia membuka pesan yang di kirimkan oleh Eliza. Tidak sopan memang.

"Anjir! Dia minta duit," seru Kenzo.

Rayen mendekati Kenzo dengan raut penasaran. "Siapa?" tanya Rayen.

"Si Eliza. Perasaan pacar gue gak gitu-gitu amat dah," ucap Kenzo. Dia memperlihatkan isi pesan nya di depan Rayen.

"Pacar gue mah, paling minta jajan atau gak buat scincare. Lah ini, si Eliza minta duit 15 juta buat apa coba?" lanjutnya tidak percaya.

"Si Galen emang bodoh," ucap Rayen.

Galen datang menghampiri mereka. "Kenapa?" tanya nya.

Kenzo langsung melempar ponsel milik Laki-Laki itu. "Sorry, tadi gue liat pesan dari pacar lo." ujarnya.

"Gak sopan lo," ucap Galen.

Kenzo tidak mendengarkan ucapan Galen. Justru dia menatap Rayen serius. "Btw gue mau nanya ini sama lo Ray," ujarnya Tiba-Tiba. Ekspresinya menunjukkan rasa penasaran yang sangat jelas.

Rayen yang tengah sibuk dengan ponselnya langsung mendongak menatap Kevin. "Apa?" ucapnya.

Kenzo menghela nafas berat. "Lo ada masalah apa sama perempuan? kenapa lo kayak benci banget? jujur gue gak ngerti sama pikiran lo itu. Waktu itu Lo bilang cuma kesel aja sama Vlora. Tapi kok di pikiran gue gak kayak gitu ya?" ucap Kenzo.

Mereka juga menunggu jawaban Rayen. Termasuk Renaga yang biasanya tidak pernah tertarik dengan apapun. Laki-laki itu sudah bangun dari tidurnya.

"Nyokap gue dulu ninggalin gue sama bokap yang waktu itu ekonomi keluarga lagi di bawah. Dia lebih milih sama selingkuhannya yang kaya raya. Dari situ gue benci banget sama yang namanya perempuan. Termasuk ibu gue," jelas Rayen.

"Gak percaya gue," ucap Kenzo sinis.

"Disini ini lo gak bisa benci perempuan juga. Sifat dan kepribadian mereka beda-beda. Lo gak bisa samain semua perempuan dengan nyokap lo," lanjut Kenzo.

Mereka juga berpikir sama seperti Kenzo. Tidak sepatutnya juga Rayen membenci perempuan dengan alasan itu. Berbeda dengan Renaga yang menatap Rayen dengan sorot tidak terbaca.

"Pasti bukan itu aja kan alasannya? lo gak masuk akal Ray," kata Galen.

"Lo gak perlu tau alasan gue," ucap Rayen datar.

"Lo udah rendahin perempuan," balas Galen.

Rayen mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Lo butuh kaca? Inget gak? lo juga udah nyakitin Mika. Dia perempuan juga kan?" tanya Rayen.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang