Part 43

11K 1.6K 380
                                    

"Yang anak tiri pah," ucap Vlora.

Arthur mengangguk seraya berjalan ke arah meja kerjanya. Dia membuka laptop, lalu mulai berselancar mencari sesuatu disana.

"Ini?" tanya Pria itu kepada Putrinya.

Vlora sedikit mencondongkan tubuhnya, lalu mengangguk mantap.

"Jadi Papa harus ngapain?" tanya Arthur.

"Kita bongkar aja semua kejahatan keluarganya, termasuk kejahatan Ibunya dia," ucap Vlora.

"Kamu udah tau semuanya?"

"Udah, cuman aku butuh bantuan Papa aja buat bikin rencananya makin lancar," jelas Vlora.

Sebelum menemui Papa nya, sudah pasti dia mencari tahu semua informasi tentang Valencia terlebih dahulu. Bahkan saat pertama kali mereka bertemu di rumah sakit, dia sudah melakukan hal tersebut.

"Kamu butuh Media buat permaluin mereka?" tebak Arthur langsung mendapatkan anggukan dari Vlora.

"Vlora, sebenarnya ini masalah kecil. Keluarga mereka bukan apa-apa bagi kita, jadi kamu gak perlu kotorin tangan kamu sendiri," ucap Arthur.

"Gapapa, aku bisa sendiri."

"Oh ya, aku minta akses buat pergi ke perusahaan media terkemuka di Negara ini," ucap Vlora.

Arthur membuka ponselnya, lalu mengetikkan sesuatu disana. Setelah selesai, dia langsung memperlihatkannya kepada Vlora.

"Kamu bisa berangkat sekarang," ucapnya.

"Aku mau Santai-Santai dulu disini," ucap Vlora.

"Terserah kamu."

Vlora duduk di sofa yang langsung mengarah ke luar. Banyak gedung-gedung menjulang tinggi serta jalanan yang ramai.

Gadis itu mengeluarkan laptop dari dalam tas nya. "Saatnya melihat hari terakhir kebahagiaan mereka," ucapnya menyeringai.

Bunyi ketukan keyboard memenuhi seisi ruangan itu. Keadaan yang sunyi membuat suara itu semakin intens di pendengaran.

Arthur hanya melihat kegiatan anaknya sekilas, lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.

Setelah selesai meretas keamanan cctv mereka, Vlora bersendar kepada sofa dengan mata fokus kedepan Laptop. Disana tengah memperlihatkan Keluarga mereka yang terlihat Rukun. Terdiri dari Ayah, Ibu dan satu anak perempuan.

Vlora tersenyum sinis melihat kejadian tersebut. Padahal Putri dari Pria itu masih hidup, tapi semenjak menikah lagi, dia melupakan Putri satu-satunya dari istri Pertama.

"Lo terlalu serakah Valencia," gumam Vlora.

"Lo udah Rebut kebahagiaan Kakak Lo. Lo udah ambil semua perhatian banyak orang dengan gaya sok polos Lo. Sekarang Lo mau deketin Anak Latvez buat lindungin Lo? Mimpi Lo ketinggian bitch," lanjut Vlora.

"Sekarang adalah hari terakhir Lo bisa senyum Valen."

Setelah mengemasi barang bawaannya, Vlora segera bangkit dari sofa, lalu berjalan mendekati Arthur.

"Aku berangkat," ucapnya.

"Iya hati-hati," balas Arthur.

Vlora menuruni lift untuk sampai ke lantai dasar. Tidak ada yang masuk ke lift itu karena memang di khususkan untuk Pemimpin. Dia melihat cctv di atasnya lalu kembali lagi menatap ke depan.

Setelah lift terbuka, Vlora keluar dari sana. Banyak yang tersenyum ke arahnya tapi Vlora hanya fokus berjalan ke depan. Sama sekali tidak memperdulikan mereka.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang