Part 11

26.3K 4.1K 728
                                    

Tolong di vote 🤍

Di komen yang banyak

Follow juga ya🔥

Selamat membaca

***

Sekarang Vlora tengah berada di lapangan yang sangat luas.
Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap seseorang yang dia sebut mama.

Paula berdiri di dampingi 10 Anggota JSZ. Pakaiannya Sangat jauh dari biasanya yang selalu memakai pakaian ala sosialita. Sekarang dia memakai pakaian serba hitam dengan boots semata kaki membalut kakinya. Wajahnya terhalang oleh masker dan kaca mata hitam.

Vlora menghela nafas berat. Hari ini sangat terik! Bagaimana mungkin Paula membawa ke tempat laknat ini.

"Kamu masih mau diam disana?" Tanya Paula.

"Oke fine!" Ucap Vlora keras.

Vlora berlari dengan susah payah mengelilingi lapangan yang panjangnya 120 meter dengan lebar 80 meter. Ada pasir di dalam kantung tebal seberat 1,5 kilo yang di ikat di kakinya.

Kalau tanpa beban dia mampu berlari sepuluh kalipun memutari lapangan ini. Tapi si Paula gila itu membuatnya kesusahan untuk berlari kencang. Hukum dari wanita itu memang tidak pernah Main-Main. Apalagi Arthur, bahkan dia lebih mengerikan.

"Paula sinting." Umpat Vlora dengan nafas sedikit Terengah.

Setelah hukuman ini, dia pasti akan merasakan kakinya sakit selama 1 hari. Tapi setelah sembuh, dia akan mudah bergerak. Larinya akan sangat kencang seperti tidak ada beban.

Vlora tahu, hukuman itu salah satu latihan fisik juga. Tapi dia sangat tidak suka dengan Paula karena terkesan seperti menyiksanya. Sudah berkali-kali dia merasakan hukuman seperti ini. Ingin kabur rasanya tidak bisa, ada alasan untuk Vlora tetap bertahan.

"Maaf nyonya, ini sudah putaran ke 10." Ucap Axel sedikit mengalihkan perhatian Paula.

"Biarkan 5 putaran lagi." Ucap Paula tanpa beban.

"Tapi nyonya?" Axel sedikit ragu mendengar ucapan Paula. Karena yang dia lihat, Vlora sudah terlihat kelelahan. Bagaimana mungkin ibunya sendiri tidak merasakan kasihan?

"Biarkan dia." Ucap Paula tanpa bantahan.

Semakin lama, lari Vlora semakin melemah. Fisiknya memang kuat, bahkan sangat kuat bagi ukuran perempuan. Tapi dia juga pasti merasa kelelahan juga.

Gadis itu duduk di atas rumput dengan kaki diluruskan. Peduli setan dengan Paula yang akan marah karena belum mendapat perintah untuk berhenti.

"Vlora!" Teriak Paula di pinggir lapangan.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang