TOLONG DI VOTE KOMEN FOLLOW
Selamat membaca
****
Eliza membanting ponselnya dengan kuat. Dia shock melihat tindakan Vlora. Bahkan Sudah banyak menyebar diberbagai media sosial tentang foto dirinya yang didalam spanduk. Itu sangat memalukan!
"Papi! Mami!" teriaknya kalap.
Dewaga dan Zania segera menghampiri anaknya. Mereka menunjukkan raut wajah khawatir saat melihat keadaan Eliza yang amat kacau.
"Kenapa? Tenangin diri kamu," ucap Zania seraya memeluk tubuh anaknya yang bergetar.
Eliza menunjuk ponselnya yang tergeletak dilantai. Dewaga yang mengerti langsung membawa ponsel itu. Setelah melihat apa yang membuat putrinya kacau. Dia mengeraskan rahangnya menahan emosi.
"Kamu tenang aja, biar ini jadi urusan Papi," ucap Dewaga menenangkan. Dia sangat menyayangi Eliza. Apapun akan dia lakukan untuk membuat anaknya bahagia. Hal kotor sekalipun.
"Bunuh dia Pi," pinta Eliza dengan otak gilanya. "Dia udah coreng nama baik aku, dia gak pantes hidup di dunia ini," lanjutnya membuat Dewaga terdiam.
***
Vlora berjalan beriringan dengan Mika menuju kantin. Setelah kejadian kemarin, kepopuleran Vlora jadi semakin naik. Selama diperjalanan, pasti ada saja orang-orang yang menyapanya.
"Lo kenapa kemarin gak sekolah?" tanya Vlora setelah mendudukkan dirinya.
"Gue sakit njir! kan gue udah chat lo," balas Mika sedikit kesal.
"Terus diurus sama siapa?" tanya Vlora.
"Ya Bi Neta lah, emang siapa lagi? Orangtua gue kan udah koit," Mika memukul pundak Vlora pelan. Gadis itu terkekeh kecil saat mengatakannya.
"Ini Gara-Gara gue dikurung semaleman dipenjara! asu emang tuh si pelakor," ucap Mika dengan wajah kesal.
"Mana tuh orang? Kalo hari ini sekolah, udah gue Jambak sampe amnesia!" ujarnya Menggebu-gebu.
Vlora berdecak kesal. Dia menaruh ponselnya diatas meja dengan sedikit kasar. "Stress kali tu orang," ujar gadis itu.
Mika mengangguk setuju. "Iya, pasti malu banget tuh si lonte. Mana udah Viral lagi, sampe masuk lambe turah." ucap gadis itu. "Lo ko bisa lakuin itu sih Vlo? ide dari mana?"
Vlora memutar-mutar Ponselnya tampak berpikir. Perlakuannya kepada Eliza sebenarnya sudah biasa saat dia berada di zamannya. Vlora disana terkenal dengan julukan iblis cantik. Julukan yang selalu membuatnya kesal. Dia lebih suka disebut malaikat. Malaikat kematian contohnya.
Tidak ada yang berani dengannya. Dia selalu membuat lawannya bungkam dengan Kata-Kata maupun dengan tindakannya. Sebenarnya saat kehidupannya disana, dia lebih gila lagi.
"Woy anjir!" sentak Mika didepan wajah Vlora. Dari tadi dia memanggil gadis itu tapi tidak ada sahutan sama sekali.
Vlora tersadar dari lamunannya. Dia memilih meminum jus jeruk yang berada di depannya. Tidak mau menjawab ucapan Mika sama sekali.
"Oke Lupain lupain pertanyaan gue. Gue tau, otak lo dari dulu emang gila," ucap Mika tanpa beban.
"Gue mau minta tolong sama lo Vlo, ini kan akhir bulan," kata Mika membuat Vlora menatapnya.
"Apa,?" tanya Vlora cuek.
"Anterin gue nagih duit kontrakan ya?" pintanya memohon. Mika selalu malas jika harus menagihnya sendiri. Kalau bersama Vlora, pasti mereka akan langsung membayarnya. Melihat wajah tidak bersahabat Vlora saja, mereka sudah terlebih dahulu ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE
FantasyVlora Allegra adalah gadis abad ke-22. Dimana teknologi dan transportasi jauh lebih baik dan berkembang pesat. Tapi tiba-tiba dia terlempar ke masa lalu, yaitu abad ke-21. Masa sekarang, yang artinya dia melompati 100 tahun ke belakang. Renaga Laza...