Part 41

10K 1.4K 95
                                    

"Si cewe caper ya?" tanya Vlora. "Dia itu mukanya banyak Mik."

"Hah? serius Lo?" Mika tampak terkejut.

Vlora memutar bola matanya malas. "Terserah kalo Lo gak percaya."

"Eh eh bukan gitu Vlo." Mika berjalan cepat menyusul Gadis itu.

Setelah sampai di kantin. Vlora memilih meja paling pojok, disusul oleh Mika dan Renaga.

Laki-laki itu langsung mengambil duduk di dekat Vlora.

"Kok Lo bisa tau muka dia banyak Vlo?" tanya Mika.

"Gue nyari tau lah."

"Bukannya dia yang waktu itu kita tolongin di Rooftop rumah sakit ya?" tanya Mika di angguki Vlora.

"Lah terus kenapa Lo tolongin?"

"Kan Lo yang paksa gue buat tolongin itu cewe," ucap Vlora kesal.

"Emang iya?" Mika tampak mengingat kembali kejadian waktu itu.

Mereka berdua tampak sibuk berbicara. Hingga menghiraukan Renaga yang berada di antara mereka.

Laki-Laki itu lebih memilih bangkit dari duduknya. Lalu pergi ke stand makanan.

Orang-orang yang mengantri tadi, secara otomatis langsung memundurkan langkahnya untuk memberi Renaga jalan.

Tidak ada yang berani kepada Laki-laki itu. Meskipun banyak anak bad boy disana. Tapi Renaga tetap nomor satu.

Sudah jago beladiri, tampan, kaya. Siapa coba yang tidak ingin menjadi kekasihnya?

Hanya Vlora saja yang berani menggantungkan perasaannya. Menyebalkan sekali.

Minusnya Laki-laki itu selalu bersikap dingin dan tidak tersentuh. Seperti ada jarak jika setiap orang akan mendekatinya.

Setelah memesan makanan, Renaga kembali ke meja sebelumnya.

"Gue di pesenin gak?" tanya Mika.

"Gak," hanya itu yang di katakan Renaga.

Singkat sekali.

Mika menghela nafas, lalu beranjak dari duduknya dengan senyum paksa. Dia tidak mungkin memarahi laki-laki itu hanya karena kesal.

"Dasar kutub," gumam Gadis itu seraya berjalan cepat menuju stand makanan.

Brukk!

Mika terjatuh di bawah Meja karena terlalu sibuk bergumam kesal.

"Awss," ringis gadis itu menyentuh kepalanya yang terbentur meja.

"Sorry sorry Lo gapapa kan?" dengan panik Mika bangkit dari posisi duduknya.

Gadis itu sadar disini dia yang salah.

"Gue gapapa dan Jangan sentuh gue," jawab Alzam dingin. Dia menepis lengan Mika kasar.

Alzam adalah ketua Band di SMA Bina Nusantara.

"Tapi baju Lo basah itu ketumpahan minuman," ucap Mika masih tidak enak hati.

"Ayo gue beliin baju di koperasi." Mika menarik lengan Laki-laki itu.

Lancang sekali.

"Jangan sentuh gue!" Alzam kembali menepis tangan gadis itu, lalu pergi dari sana.

"Yee biasa aja dong," ketus Mika saat Laki-laki itu mulai menjauh.

"Gue kayak Manusia haram aja di mata dia," ucapnya.

"Baru nyadar kalo Lo haram?" Rayen tiba-tiba bercelatuk di dekat Mika.

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang