بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
-Happy reading-
*****
Fiza melempar ponselnya ke sembarang arah setelah melihat kiriman video berdurasi 20 menit dari nomer tak dikenal. Hembusan napas kasar menguar dari celah bibir dan hidungnya, nampak gelisah dan pasrah sekaligus.
Sempat terlintas dalam otaknya, apa sebaiknya ia mengakhiri hubungannya saja dengan Gus Afkar. Toh, Gus Afkar tidak menginginkan dirinya. Gus Afkar masih mencintai Ning Radiya. Terlihat dari bagaimana cara dia memeluk dan memperlakukan Ning Radiya dalam video itu.
Di depannya saja, pemuda labil itu bersikap cuek kepada Ning Radiya. Nyatanya dibelakangnya bertingkah sebaliknya.
Gagang pintu terdengar diputar. Perlahan suara derap langkah kaki seseorang yang baru saja menghancurkan mood baik Fiza, memasuki kamar membuat Fiza menatapnya jengah.
"Assalamualaikum," sapa Gus Afkar tersenyum lembut pada Fiza yang langsung menyibukkan dirinya dengan ipad di tangannya.
"Wa'alaikumussalam," jawab Fiza enggan menoleh.
"Lagi apa, Fi?" Gus Afkar mendudukkan dirinya disofa tepat disebelah Fiza, mengintip aktivitasnya yang kini tengah menatap layar gawai yang mempersembahkan desain ghamis terbaru Hilyah Fashion, hasil Fiza sendiri yang sebentar lagi akan launching.
"Urusan butik," jawab Fiza tanpa minat. Gus Afkar menganguk paham. Senyuman diwajahnya masih tak kunjung menghilang.
Indera penciuman Fiza langsung terusik ketika mengendus aroma wangi parfum yang tak biasanya Gus Afkar kenakan itu menguar dari seragam sekolahnya. Bertambah hancurlah hati Fiza.
"Boleh jauhan dikit?"
Gus Afkar menyatukan alis bingung. Refleks ia membaui dirinya sendiri. Akan tetapi ia tidak menangkap aroma tak sedap sehingga membuat Fiza merasa terganggu. Tadi juga Gus Afkar sempat mandi disekolah lantaran tak tahan panas dan keringat setelah pertandingan. Lalu apa yang membuat istrinya sampai demikian?
"Kenapa, Fi? Perasaan gak ada bau aneh."
Karena Gus Afkar tidak beranjak pergi, akhirnya Fiza yang berpindah tempat menjadi duduk dikasur.
"Gitu amat, Bu ustadzah," gerutu Gus Afkar, tersinggung.
"Kamu bau parfum cewek."
Gus Afkar menelan saliva. Setelahnya matanya hampir dibuat ingin meloncat dari tempatnya, melihat sebuah video yang tiba-tiba ditunjukkan Fiza.
"Enak ya, Gus. Pelukan sama mantan," ejek Fiza tajam bak silet.
"Sumpah itu gak seperti yang kamu lihat, Fi. Saya dan Radiya gak ada hubungan apa-apa lagi."
Fiza tersenyum manis menutupi kekecewaannya. "Gus tahu hukumnya itu gak boleh dan haram. Semua orang di keluarga ini juga sudah menegur. Jadi kenapa tetap melak--"
Fiza membulatkan matanya secara sempurna saat Gus Afkar dengan cekatan mencium pipinya. Bibirnya berkedut, pipi merona menahan salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEORANG GUS [END]
General FictionDemi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza, tapi Fiza begitu baik dan sabar menghadapinya. Berbagai cara Gus Afkar lakukan agar Fiza mau menyera...