•1 pesan belum dibaca
Ustadzah Hifdza
Gus, saya Hifdza
Bisa kita bertemu? Ada hal penting yang ingin saya sampaikan.
Ruangan seketika senyap dari obrolan yang semula tercipta. Saling pandang Gus Afkar dan Gus Adnan. Terdiam setelahnya mencerna pesan yang dikirim sosok bernama Hifdza dikontak Gus Afkar. Gus Afkar sampai mengernyitkan dahi, bertanya kenapa perempuan itu tiba-tiba meminta bertemu. Hal penting apa yang ingin dia sampaikan?
Tak menyiakan waktu, Gus Afkar segera membalas pesan itu.
BisaTapi bukan sekarang
Hanya dalam satu menit saja, balasan pesan masuk lagi.
Kenapa?
Kamu marah?
Saya dirumah sakit
Gus sakit?
Hanya demam biasa
Mungkin besok sudah sembuh
Tak ada balasan pesan lagi setelahnya, meski pesan sudah dua centang biru. Gus Afkar menghembuskan napas berat. Memikirkan Hifdza, mengambil banyak energinya.
"Apa katanya?" Gus Adnan penasaran dengan ekspresi wajah lesu Gus Afkar. Dibalas dengan gelengan kepala oleh Gus Afkar.
Namun bunyi notifikasi selanjutnya, mengalihkan perhatian Gus Afkar lagi. Pemuda itu segera mengeceknya.
•1 pesan belum dibaca
Ustadzah Hifdza
Boleh, aku tahu alamat rumah sakitnya?
Buat?
Aku ingin ke sana dengan Mama
Tidak perlu repot-repot membesuk, keadaanmu juga perlu dikhawatirkan.
Kalau memang penting sekali, saya sendiri yang akan ke sana.
Please
Rumah sakit di kota saya
📍Lokasi
Afwan
Terimakasih, Gus
Sama-sama, hati-hati
Jangan dipaksakan, kalau memang tidak bisa.
Tidak perlu khawatir, keadaanku sudah membaik
Syukurlah, maaf sebelumnya atas perbuatan saya di desa
Aku mengerti
Aku? Tidak keliru?
Centang satu. Seutas senyum, menghiasi bibir Gus Afkar yang pucat. Hal itu, sukses menimbulkan tanda tanya dibenak Gus Adnan yang hanya bisa memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEORANG GUS [END]
Fiction généraleDemi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza, tapi Fiza begitu baik dan sabar menghadapinya. Berbagai cara Gus Afkar lakukan agar Fiza mau menyera...