CSG 05- Perempuan Idaman

18.9K 1.7K 44
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

-Happy reading-

*****

"Mas, kamu boleh marah sama saya, tapi jangan sama Umi dan Abi. Abi dan Umi tidak pernah pilih kasih."

"Maaf, kalau saya sudah buat kamu cemburu."

Gus Afkar tertawa lirih. Netranya menatap tajam Fiza. "Siapa yang cemburu? Saya cuma tidak suka terus disalahkan, dikekang, diceramahi apalagi dibanding-bandingkan sama kamu...."

Sudah cukup bagi Gus Afkar sedari kecil selalu dibanding-bandingkan dengan Fiza. Fiza yang pintar, Fiza yang disiplin, Fiza yang rajin, dan Fiza yang selalu lebih segalanya darinya.

Fiza menyela dengan nada tegas, "Mereka melakukan itu, karena mereka sayang sama kamu. Mereka gak mau kamu berada di jalan yang salah."

"Apa yang kamu tahu tentang saya, Fi sampai kalian semua menilai setiap apa yang saya lakukan itu salah?"

Fiza terdiam sebentar. Sepertinya ini waktu yang pas untuknya berbicara dari hati kehati dengan suaminya.

Saat hendak mengeluarkan suara, Gus Afkar berucap, "Tadi saya nolongin Ning Radiya yang diganggu oleh anak motor. Dia ketakutan makanya saya menenangkan dia. Bahkan dia pingsan yang pada akhirnya saya mengantarkan dia kerumah sakit."

"Innalilahi, terus gimana keadaan Ning Radiya sekarang, Mas?" Raut wajah Fiza terlihat cemas.

"Tidak usah berpura-pura peduli sama dia. Kamu senang, kan dia menderita?"

"Maksudnya?"

"Saya tidak tahu keadaan dia sekarang. Paman Abas langsung mengusir saya sebelum dia sadar. Kamu mau tahu apa penyebabnya?" Fiza menunggu jawaban dengan perasaan tidak enak. Bukan hal tabu ia selalu disalahkan oleh Gus Afkar.

"Kamu." Tidak salah lagi.

"Kamu penyebab semuanya berantakan. Hubungan saya dengan Ning Radiya kandas karena kamu."

"Andai dulu kamu bisa tutup mulut untuk tidak mengatakan hubungan kami, semuanya tidak akan kacau seperti ini."

Iya, memang Fiza dalang dibalik perjodohan itu harus terjadi. Fiza yang mencyduk Gus Afkar berpacaran dengan Ning Radiya lalu memberitahukan semua itu kepada Kiai Ilham dan Nyai Nadya.

Fiza kira dengan hal itu, Gus Afkar hanya akan dinasehati agar mau berubah. Nyatanya ia malah dijodohkan dengannya. Sebuah kejutan yang tak diinginkan Fiza sebelumnya.

"Katakan, Fi. Apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini?"

Gus Afkar memangkas jarak dengan Fiza. Tangannya mengangkat wajah Fiza. "Kamu mencintai saya?"

Fiza tidak tahu pasti cinta itu seperti apa. Namun, saat di dekatnya hatinya bergetar hebat dan rasanya menyenangkan.

"Jawab, Fi."

Fiza baru tersadar, kalau pakaian yang dikenakan Gus Afkar basah. "Mas, kamu tadi kehujanan ya? Aku ambilin pakaian ganti ya."

"Jangan mengalihkan pembicaraan," tekan Gus Afkar.

CINTA SEORANG GUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang