CSG 13- Curiga

17.1K 1.4K 320
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

-Happy reading-

*****

"Itu bibirnya tadi Ya Allah, Diya lentur banget pake ngomong langsung minta dinikahi segala kalau Fiza dengar, gimana?" marah Gus Afkar pada adik sepupunya yang sejak tadi mondar-mandir di teras ndalem nya menunggu kedatangannya.

Ning Radiya langsung membekap bibir Gus Afkar menggunakan telapak tangannya dengan mata melotot seolah memberi isyarat agar tidak berisik.

"Jangan keras-keras ngomongnya! Nanti dia dengar," katanya dengan suara berbisik. Gus Afkar mendengus seraya memutar mata jengah.

"Lagipula kalau ketahuan Ustadzah Fiza kenapa memangnya? Bukannya Kakak pernah bilang kakak gak mencintai dia. Apa pun reaksi dia, seharusnya Kakak gak perlu takut." Gadis dengan pipi tirus itu kentara meremehkan Gus Afkar.

"Dia istri saya kalau kamu lupa!"

Kepala dan mata gadis itu langsung menunduk. "Ooh... Sekarang udah dianggap. Baguslah kalau gitu."

Ning Radiya menghela napas, menekan dada agar tidak terlalu sesak menghadapi kenyataan. Kembali ke tujuan awal, ia memanggil Kakak sepupunya itu kerumahnya sore ini karena ingin meminta bantuannya mengatasi masalahnya.

Tunangan Ning Radiya bersama Kakak perempuannya datang ke ndalem nya disaat Umi dan Abinya pergi umrah. Sebenarnya bukan disengaja. Mereka hanya mampir karena kebetulan ada acara di daerahnya jadi silaturahmi sekalian karena sudah lama tak berjumpa.

"Mana tunanganmu itu?" tanya Gus Afkar mulai penasaran.

"Dia bukan tunanganku. Aku gak mau sama dia!" tekan Ning Radiya dengan wajah tak sukanya.

"Halah, sekarang aja gak mau. Nanti kalau udah nikah bucin!"

"Aku bukan Kakak ya yang mudah move on," jelas Ning Radiya tidak terima.

Gus Afkar menelisik mata adik sepupunya itu. "Kamu belum move on ya dari aku?"

Ning Radiya berusaha menghindari tatapan Gus Afkar. Mendadak ia gelagapan seperti orang bodoh. Tidak munafik, perasaan itu masih ada, tapi ia tidak akan menampakkannya walau cemburu melandanya.

"Ka--kata siapa? Aku udah move on kok. Cuma aku juga berhak, kan menentukan pilihanku sendiri dan aku gak mau sama dia?"

Ning Radiya langsung menarik lengan Gus Afkar dan menggenggam tangannya tatkala seseorang berperawakan tinggi, berjubah putih dengan wajah berseri, itu menghampiri mereka. Sepertinya dia bosan ditinggal sang tuan rumah di dalam.

Netranya langsung tertumbuk pada tangan Ning Radiya yang bertautan dengan tangan Gus Afkar.

"Assalamualaikum, Bang. Perkenalkan nama saya Afkar--"

"Dia pacar saya. Iyakan, Kak?" serobot Ning Radiya dengan senyuman manis diwajahnya. Gus Afkar mengangguk mantap. Keduanya mulai menjalankan aksi berpura-pura demi membatalkan perjodohan antara Ning Radiya dengan pemuda di depan mereka.

"Wa'alaikumussalam. Oh ya? Sangat disayangkan sekali, sebagai anak yang terlahir dilingkungan agamis, kalian menjalin hubungan terlarang," ucap Gus Abrizal sebagai lelaki yang dijodohkan dengan Ning Radiya. Ia tampak kecewa pada keduanya.

"Putra kiai Ilham, kan?" tebaknya menunjuk Gus Afkar.

Dari pengamatan Gus Afkar, lelaki didepannya ini tampak sangat berwibawa dan dewasa sekali.

CINTA SEORANG GUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang