5. New Feeling

339 70 5
                                    

Dua tahun lalu, Fara di tugaskan oleh Bos nya untuk menjadi PIC acara tahunan di kampus Dino. Acara pameran singkat yang mendisplay tiga unit mobil di pelataran kampus Dino itu menargetkan dosen-dosen, staff kampus dan bisa saja beberapa mahasiswa yang mungkin sedang mencari mobil baru untuk keperluan mobilitas sehari-hari.

Terbukti, Dino bisa dibilang salah satu "ikan" yang terjaring di acara tersebut.

Perusahaan Ayah Dino yang bergerak di bidang konveksi memperlukan mobil van untuk menunjang kepentingan pengiriman barang dalam partai sedang. kala itu, Dino yang tengah berjalan menuju parkiran motor melihat stand pameran mobil yang cukup mecuri perhatian. Ia iseng menghampiri, meminta beberapa pricelist dan katalog. Dan kebetulan saja Fara yang tengah bertugas jaga saat itu. Disanalah mereka berdua bertukar nomor ponsel, dan memulai cerita.

"Kemaren Papa saya cerita soal mobil ini Kak, eh kebetulan banget sekarang di display di kampus." Ujar Dino sambil berjalan pelan mengelilingi mobil van tersebut.

"Oh ya Mas? untuk keperluan ekspedisi atau pemakaian keluarga ya?" tanya Fara berjalan mengiringi Dino. "Yang ini ada dua tipe Mas, Blind Van dan Family Van. Nanti disesuaikan dengan kebutuhan aja lebih oke yang mana." sambung Fara sambil menyodorkan katalog ke Dino.

"Papa perlu buat pengiriman barang gitu, apa nanti saya kasih tahu papa ya informasinya, atau Kak.. maaf dengan Kak siapa ya? saya Dino." ujar Dino sambil mengulurkan tangannya.

Fara segera menyambut ajakan Dino untuk bersalaman, "Yaa ampun Mas, sorry saya sampe lupa kenalin diri, saya Farabella, panggil aja Fara." sahutnya tertawa menahan malu.

"Nggak apa-apa Kak, nanti saya chat Kak Fara. Saya tanya Papa dulu mau di rinciin yang mana nih, kalau feeling saya yang type blind ini deh." kata Dino sambil menujuk katalog di tangannya.

"Baik Mas Dino, saya save dulu ya nomornya, kalau saya remind Mas Dino untuk tanya mengenai kelanjutan pembelian blind van ini nya boleh ya?."

"Oh iya kak boleh.. boleh banget!" balas Dino sumringah.

Selama dua bulan Fara membantu Pak Erwin, Papa Dino. Ia mempersiapkan pesanan dua unit mobil blind van lancar tanpa kendala berarti, mungkin selama itu juga masa PDKT Dino dan Fara. Sang Papa mempercayakan Dino mengurus surat-surat yang diperlukan untuk pembuatan STNK dan BPKB, yang mana itu membuat Dino dan Fara kerap kali bertemu bukan hanya di showroom saja.

Enam bulan mengenal Dino, ibarat sekali dayung dua pulau terlampaui. Sekali Fara mendapatkan customer yang bisa menaikkan performa penjualan bulanannya, ternyata Fara jatuh hati kepada anak customernya itu. Dino sangat polos, sopan selalu menjadi pembawaan alaminya. Sangat terlihat seperti sudah dibiasakan dari kecil oleh orang tuanya.

Tipikal penurut. cara bicaranya lembut dan ia tidak pernah lupa menyebut Fara dengan panggilan Kakak. Dan itu menurut Fara terdengar sangat menggemaskan.

"Kak... aku mau ngomong sesuatu."

Fara masih lengkap dengan seragam kantornya. Jika biasanya ia menggunakan sepatu hak tinggi berwarna hitam kini bedanya dia menggunakan sendal jepit karet berwarna hijau tosca. Sore itu Dino sudah menunggunya untuk sekedar menghabiskan satu cangkir kopi Di Cafe Lintang.

Bangke, mau ngomong apa nih anak? Kenapa gue deg-deg'an gini?. Bisik batinnya.

"Maaf kalau kesannya aku nekat.. " ucap Dino tanpa ragu. Ia menjeda sebentar sebelum menyambung kalimatnya. "Aku suka sama Kak Fara."

Dino melayangkan pandangan ke Fara, badannya menyampingi meja bulat, menghadap ke panggung Live Music yang kala itu sedang memainkan lagu Steal My Girl dari One Direction.

IMPOSSIBILITY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang